Cita-cita Prabowo Subianto, Inginkan Indonesia Bangkit Menjadi Macan Asia

Cita-cita Prabowo Subianto, Inginkan Indonesia Bangkit Menjadi Macan Asia

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - USIANYA sudah menginjak 64 tahun. Semangatnya untuk berjuang demi Indonesia tak pernah kendor.

Gaya bicaranya ceplas-ceplos, tanpa tedeng aling-aling. Kamis (18/10/2018) pagi sekitar ppukul 10.00, Hashim Djojohadikusumo datang ke kantor Warta Kota dan Tribunnews.com di Palmerah, Jakarta Pusat.

Hashim Djojohadikusumo yang saat ini menjadi Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, datang ke markas Tribun Group didampingi Wakil Direktur Media dan Komunikasi Budi Purnomo dan Wakil Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Sumarsono.

"Terus terang saja, saya termasuk pendukung Pak Prabowo. Dan saya penyandang dana terbesar sampai sekarang," katanya mengawali pembicaraan.

Hashim Djojohadikusumo juga menjelaskan pannjang lebar alasan Prabowo kembali maju menjadi calon presiden di 2019.

Mengapa? Karena keadaan Indonesia sedang sakit lama dan kami merasa terpanggil untuk menyelamatkan Indonesia.

"Kedua, keluarga kami gugur untuk Republik Indonesia. Kedua paman kami gugur dibunuh sekitar tahun 1946 dalam suatu pertempuran. Usianya masih muda. Dua dari adik ipar dari kakek kami, nenek kami juga tewas di Maguo tahun 1948. Ada empat keluarga kami yang gugur untuk Republlik. Mereka gugur tanpa pamrih, bukan untuk gaji, bukan untuk kekuasaan, bukan untuk jabatan, bukan untuk korupsi," katanya.

Pria yang juga adik Prabowo Subianto itu mengatakan klaim pemerintah bahwa angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah Indonesia adalah kebohongan publik.

"Saya sudah muak dan capek baca kebohongan, kemiskinan terendah, what a lie, kita harus lawan kebohongan ini," ujarnya berapi-api.

Menurutnya, acuan kemiskinan dengan penghasilan Rp 400 ribu per bulan adalah sangat semu.

"Di atas Rp 400 ribu sebulan itu dianggap bukan orang miskin. Ini konyol, jadi misalnya ada tukang ojek penghasilannya satu juta sebulan, dia dianggap bukan orang miskin. Pemerintah lupa, bahwa ada golongan warga yang hampir miskin," tuturnya.

Menurutnya, tolok ukur penghasilan warga yang bisa dibanggakan, adalah upah minimum di daerah tersebut.

"Karena orang tidak bisa hidup dengan makanan saja, ada pendidikan, perumahan. Harusnya UMR itu sebagai acuan, itu angka hidup layak, itu baru bermartabat," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Hashim juga berbicara soal isu soal Indonesia bubar yang pernah disampaikan Prabowo Subianto.

Menurutnya apa yang disampaikan Prabowo itu adalah bagian dari prediksi, bukan pesimisme Prabowo.

"Bisa bubar, bukan bakal bubar. Ini pihak lawan pelintir, sampai kiamat Indonesia ada, Prabowo itu lihat kondisi Indonesia bagaimana," ujarnya.

Hashim bercerita pada tahun 1990 Prabowo mengirim memo ke komandannya. "Dia prediksi situasi di Timor Timur gawat, kalau tidak diperbaiki, bendera Merah Putih bisa diturunkan. Lalu 9 tahun kemudian apa yang diprediksikannya terjadi," tuturnya.

Ia juga mengangkat kisah negara adi daya, Uni Soviet yang bubar tanpa perang dan kini menjadi 15 negara.

"Saya tahu 1988 berbisnis dengan Uni Soviet, tiga tahun kemudian bubar, negara dengan senjata dan angkatan bersenjata luar biasa, bisa bubar tanpa perang. Kenapa? karena banyak faktor, terutama ekonomi dan kebudayaan," tuturnya.

Ia menceritakan soal Yugoslavia yang kini menjadi tujuh negara karena perang saudara.

***

USAI melakukan pertemuan selama dua jam, Hashim Djojohadikusumo menyerahkan tiga buah buku dan sebuah compact disc (CD) kepada Pemimpin Redaksi Tribunnews.com Dahlan Dahi dan Pemimpin Redaksi Warta Kota Achmad Subechi serta para pimpinan Tribunnews lainnya.

Buku berjudul 'Paradoks Indonesia' tersebut berisi tentang pandangan strategis Prabowo Subianto mengenai negara kaya tetapi masih banyak rakyat hidup miskin.

Dalam buku itu Prabowo menyampaikan keinginan dan cita-citanya terhadap Indonesia kedepan.

"Cita-cita saya adalah melihat Indonesia bangkit jadi bangsa yang kuat dan terhormat," tulis Prabowo.

"Bangkit menjadi macan Asia. Bangkit jadi bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lain karena rakyatnya hidup sejahtera."

Prabowo juga menyindir pemerintahan saat ini. Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia disajikan angka-angka ekonomi dan gambar-gambar pemangunan yang nampaknya baik dan indah.

"Padahal ketimpangan ekonomi kita sudah sangat mengkhawatirkan. Selain itu, masih terlalu banyak warga negara Indonesia yang hidup dalam kemiskinan dan terancam jatuh miskin," tulisnya.

Masih menurut Prabowo, dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki, seharusnya bangsa Indonesia tidak hidup dalam ketimpangan dan kemiskinan.

"Sebuah kondisi mengenaskan yang saya sebut sebagai paradoks Indonesia. Saya percaya, kondisi ini terjadi karena kita sebagai bangsa telah gagal mengelola sumber daya yang kita miliki sesuai dengan pemahaman ekonomi para pendiri bangsa." [tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA