Cadangan Devisa Tergerus, Utang Meroket Jika Dolar Kian Perkasa

Cadangan Devisa Tergerus, Utang Meroket Jika Dolar Kian Perkasa

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia kembali mengalami penurunan September 2018. Bank Indonesia (BI) mencatat cadev Indonesia sebesar USD 114,8 miliar dari sebelumnya USD 117,9 miliar.

Namun demikian, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Ekonom Instute For Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai jika cadangan devisa tersebut akan terus tergerus. Hal itu lantaran tekanan perekonomian global masih terus berlanjut.

"Cadev-nya akan semakin tergerus untuk intervensi rupiah dan pembayaran kewajiban ULN yang makin tinggi," ujarnya kepada JawaPos.com, Sabtu (6/10).

Apalagi saat ini nilai tukar rupiah ada di level Rp 15.182 per USD. Dengan masih adanya tekanan dari luar, Bhima memerkirakan nilai tukar akan jatuh ke Rp 15 ribu. Hal itu juga akan membuat cadangan devisa berkurang untuk mengintervensi pelemahan tersebut.

"Proyeksi rupiah sampai akhir tahun diperkirakan Rp 15.200 - Rp 15.600. Faktornya tekanan global dan domestik sama-sama punya peran," tuturnya.

Jika nilai tukar Rupiah tak kunjung membaik, Bhima khawatir akan berimbas pada gagal bayar utang swasta yang tinggi. Oleh karena itu, diharapkan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah bisa mengambil kebijakan-kebijakan yang berani dalam menahan keperkasaan dolar.

"Kalau super dolar terus hantam rupiah imbas ke gagal bayar utang swasta tinggi. Swasta akan tunda ekspansi dan kalau terjepit bisa sebabkan PHK massal," tandasnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita