Buta Soal Tsunami Palu, Ini Kata BMKG

Buta Soal Tsunami Palu, Ini Kata BMKG

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengaku buta soal tsunami Palu yang menerjang Jumat sore lalu, 28 September 2018. Tsunami itu muncul pasca gempa kuat yang melanda Donggala, Palu, Sigi, dan sekitarnya.

"Yang jadi masalah adalah tidak ada data monitoring muka air laut, sehingga kami benar-benar buta kondisi di Kota Palu," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Ahad, 30 September 2018.

Gempa bermagnitudo 7,4 hasil pemutakhiran data BMKG dari semula 7,7 itu terjadi pukul 17.02 WIB. BMKG kemudian mengeluarkan peringatan dini tsunami empat menit kemudian. "Sekitar enam menit setelah gempa, telah keluar peringatan dini potensi tsunami," kata Daryono.

Potensi tsunami ada, tapi petugas BMKG tidak bisa menghubungi petugas di daerah sana. Tujuannya untuk mengetahui soal tsunami. "Kita tidak bisa telepon, tidak bisa apa-apa," katanya. Waktu tiba tsunami di teluk Palu itu diketahui sekitar pukul 17.22 WIB.

Akhirnya setelah waktu kedatangan tsunami di teluk Palu terlampaui lewat 17.22 WIB, kata Daryono, pihaknya harus mencari konfirmasi tsunami lagi di tempat lain. Sasarannya ke Mamuju, dan di sana tercatat kenaikan air laut setinggi enam sentimeter pada pukul 17.27 WIB. BMKG menilai tsunami yang terjadi tergolong kecil.

"Akhirnya diakhiri, daripada di-bully seperti di Lombok atau Padang. Ternyata setelah diakhiri kok banyak video (tsunami) bermunculan," kata Daryono. BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami itu pada pukul 17.36 WIB. "Bukan dicabut, kalau dicabut konteksnya kita salah dan membatalkan," ujarnya.

Sementara itu beberapa ahli geologi menyatakan tsunami yang terjadi karena kemungkinan kondisi teluk Palu yang curam dan dalam. Di teluk itu bisa terjadi longsoran yang mengakibatkan tsunami. "Peringatan dini tsunami kita itu tidak melibatkan longsoran, karena kita murni gempa tektonik," kata Daryono.

Pelajaran penting dari kasus Gempa Donggala ini, ujarnya, sistem perangkat peringatan dini di Indonesia belum sempurna. Sementara soal penyebab tsunami Palu, kata Daryono, masih tanda tanya besar. "Kalau lihat gerakan patahannya yang mendatar atau geser, sejarahnya nggak ada tsunami, kalau ada kecil banget," katanya. [tempo]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA