Ambisi Jabatan Bukan Sifat Ulama, UAS Contohnya

Ambisi Jabatan Bukan Sifat Ulama, UAS Contohnya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ma'ruf Amin dinilai mulai menciderai citranya sebagai ulama besar dengan terjun ke dunia politik.

Penilaian itu seperti disampaikan Moeflich H. Hart, Dosen UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Dalam tulisannya, sejak terjun sebagai cawapres, ke-Ulamaan Ma'ruf mulai luntur.

"Kyai Maruf juga mulai menyerang-nyerang kelompok Prabowo yang didukung oleh Ijtima Ulama dengan mengatakan ulama pendukung Prabowo itu bukan ulama sebenarnya," katanya kepada INILAHCOM lewat tulisannya berjudul 'Selamantkan Ulama, Selamatkan Kiai ma'ruf', Minggu (7/10/2018).

"Ini kan aneh bin ironis, dan bisa jadi kejumawaan tanpa sadar. Kyai Maruf mulai kotor oleh politik," sambungnya.

Bahkan Moeflich menilai, sejak Ma'ruf bersedia menjadi cawapres, Ma'ruf jadi nampak ambisi jabatan."Ambisi jabatan bukan sifat dan karakter ulama apalagi ulama senior. Bandingkan dengan UAS, ulama muda tapi sanggup menolak tawaran jabatan yang mentereng sebagai cawapres. Tak heran kalau UAS jadi ulama idola, dia istiqamah," tandansya.

Oleh sebab itu, Moeflich dalam tulisannya menyerukan untuk menyelamatkan ulama, selamatkan Ma'ruf Amin dari praktik kotor politik. Jauhkan Kiai Ma'ruf dari politik praktis serta jaga marwahnya sebelum jauh lebih rusak dalam persaingan politik.[inc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita