Afi Nihaya: Kalimat “Jika Teroris Masuk Surga, Lebih Baik Saya Masuk Neraka” Itu Satire

Afi Nihaya: Kalimat “Jika Teroris Masuk Surga, Lebih Baik Saya Masuk Neraka” Itu Satire

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Remaja yang dulu dikenal lewat karya plagiat, Afi Nihaya Faradisa kembali membuat kehebohan. Dalam unggahan halaman Facebooknya, Afi menulis “Jika teroris masuk surga, lebih baik saya masuk neraka”.

Tulisan Afi tersebut sempat viral dan diamini ribuan warganet. Selain itu, tulisan itu ribuan kali dibagikan warganet.

Namun, entah kenapa Afi menghapus tulisannya, kemudian mengunggah tulisan yang menjelaskan maksud dari ucapannya “jika teroris masuk surga, lebih baik saya masuk neraka”. 

Baca Juga:   Minta Maaf ke Publik Lebih Baik Daripada Terus Bertahan Atas Kebohongan Jadi Dianggap Kebenaran.

Afi berdalih, bahasa yang digunakan dalam judul “jika teroris masuk surga, lebih baik saya masuk neraka” adalah satire untuk menyinggung teroris.

Berikut penjelasan Afi Nihaya:

Kalimat “JIKA TERORIS MASUK SURGA, LEBIH BAIK SAYA DI NERAKA” hanya sebuah satire untuk menyinggung teroris.

Saya memang berkata seperti itu. Mungkin bagi kalian, setiap perkataan adalah do’a. Pertanyaannya adalah :

sejak kapan kalian tau bahwa sebuah satire atau sarkasme bisa mengantarkan diri untuk masuk neraka?

Bukannya kita di ajarkan jika kita melakukan perbuatan buruk misalnya seperti satire untuk hal yang negatif bukannya kita hanya dapat dosa?

Bukannya yang tau kita masuk surga dan neraka hanya tuhan? Pernah ga sih dari kita tidak tau kita bakal dapat surga dan neraka kita menjadi sadar bahwa tuhan sedang memberikan motivasi agar kita dapat memperbaiki diri?

Kalian tau, yang namanya satire adalah sebuah sindiran kepada orang atau kelompok tertentu. Jika kita berbicara sebuah sindiran seperti satire, jika kita lihat kalimat kalimat sindiran seperti “jika surga isinya teroris, mending saya di neraka” apakah itu bisa di artika bahwa saya sedang berharap masuk neraka? Namanya kata2 sindiran tentu tidak bisa di cerna secara mentah mentah.

Karena kalimat “jika surga isinya teroris, mending saya di neraka” adalah sindiran, berarti kita harus menjabarkannya :

1. Kalimat ini saya ucapkan ketika kita sedang membahas isu teroris dan isu teroris ini sedang panas panasnya. Kalimat tersebut menyinggung bahwa teroris merupakan salah satu kelompok radikal dari sekian kelompok radikal yang ada di indonesia. Kelompok kelompok radikal ini sering melakukan perbuatannya sehingga membuat masyarakat risih seakan akan kelompok ini yang punya kunci surga, seakan akan mreka kalau mati di jamin surga. Padahal orang yang punya banyak amalan baik belum tentu masuk surga.

2. Ketika saya berkata “lebih baik saya di neraka” , tapi belum tentu hati saya ingin masuk neraka. Karena jika di pikir dengan akal sehat, tidak ada yang ingina merasakan panasnya api neraka. Sekali lagi, Saya berkata “jika di surga isinya teroris, lebih baik saya di neraka” itu hanyalah sindiran bagi para teroris.

Mungkin kalian akan berkata “tapi kan setiap perkataan adalah do’a”.

Coba kita lihat kaidah 1 dan 3 dari qaidah fiqiyah pokok al umuuru bi maqoosidiha :

1. Pengertian yang di ambil dari sesuatu tujuan bukan semata mata kata kata atau ungkapan nya.
3. Apabila berbeda antara apa yang di ucapkan dengan apa yang ada dalam hati, maka yang di anggap benar adalah yang di dalam hati.

Berarti maksud dari kata “setiap perkataan adalah do’a” sudah jelas yg di maksudkan apabila perkataan sejalan dengan apa yang di ucapkan dalam hati.

Dan kalian juga menganggap perkataan “jika di surga isinya teroris, lebih baik saya di neraka” adalah sebuah do’a, dan karena kalian menganggap perkataan saya adalah do’a agar saya masuk neraka, kalian mengaminkannya . 

belum lagi kalian masih mengecap saya sampai saat ini adalah tukang plagiat (plagiator), tukang copas, penyebar paham liberal dan lain lain, padahal jika kalian investigasi baik baik berita tentang saya, belum tentu semuanya benar. Pernah ga sih kalian bertanya siapa orang orang yang menulis berita buruk tentang saya? Siapa orang , kelompok atau parta pemilik media online yang memberitakan hal hal buruk dari saya.

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa kalian lah yang mendo’akan saya masuk neraka dan bukan saya yang mendo’akan diri saya masuk neraka.

Pernah ga sih ketika kalian belajar agama, kalian di ajarkan agar tidak mendo’akan orang lain yang buruk buruk? Bukannya tuhan tidak senang dengan hal yang buruk buruk?

Pernahkah jika kita belajar agama, kita di ajarkan agar tidak mencela, menghujat, ngomong kotor seperti k*nt*l, b*ngs*t, atau mencela orang lain dari wajahnya yg jelek dan lain2 ? Bukannya dalam agama kita di larang seperti itu. 

Buat kalian yang masih menganggap saya plagiator, tukang copas tulisan orang, penyebar paham liberal dan lain lain. Kalian menganggap perbuatan perbuatan tersebut adalah perbuatan yang di larang agama kan? Lalu kalau misalkan apa yang saya lakukan melanggar aturan agama, mengapa kalian membalas saya dengan perbuatan yang di larang agama? Bukankah membalas seperti itu juga di larang agama? Jika kalian berpikir kalian lah yang benar, mengapa kalian membalas saya deng perbuatan yang tidak benar? Apakah dengan membalas keburukan orang lain dengan cara menghina, mencela dan lain2 menjamin Allah menjadi ridho dan membuat kalian masuk surga? Apa bedanya perbuatan kalian dengan teroris yang mengebom umat agama lain padahal di dalam islam sudah di jelaskan di larang membunuh kecuali nyawa kita terancam?

Kalian mungkin bertanya ke saya “fi, buat apa kamu membuat tulisan sepanjang ini?” . Jawabannya ada di pertanyaan saya :

“Pernah ga sih ketika kita belajar agama kita di ajarkan agar ketika kita memahami sebuah ayat al-qur’an kita jangan memahami dari terjemahannya saja akan tetapi kita harus memahami maksud dari ayat yang kita pelajari dari tafsir dan lain2 ? Bukankah mencerna mentah mentah semua ayat al-qur’an adalah perbuatan kaum kaum radikal yang lagi marak saat ini?

Dari situ kita belajar, jangankan al-qur’an, semua tulisan yang ada di bumi ini termasuk karya sastra seperti puisi juga harus di teliti dan di analisis makna artinya.

1 HIMBAUAN BUAT KALIAN :

Kalian mengatakan saya sombong, karena apa? Karena komentar kalian di status saya tidak saya balas dan kalian tanggapi.

1. Coba dehh kalian bayangkan kalian punya akun terus ketika kalian membuat status facebook kalian di komentari oleh seribu orang “YANG SEMUA PROTES TERHADAP STATUS YANG ADA DI FACEBOOK KALIAN”.

2. Kalau 1000 orang yg komentar di status kalian meminta agar semua komentar mreka di balas, kira kira kalian sanggup ga? Tangan manusia hanya ada 2 dengan masing masing memiliki 5 jari. Kalau kalian merasa sanggup, bagaimana dengan dunia nyata kalian yang di mana kerjaan atau tugas kuliah kalian harus segera di kerjakan karena waktu yang semakin mepet? Saya kuliah jurusan psikologi di UIN Sunan Kalijaga yang di mana tugas kuliah saya harus semalaman mengerjakan tugas dengan membaca isi buku yang sedemikian tebal nya.

Kalian yang sakit hati dengan saya pasti akalan berkata “alahhh kamu fi baca buku yang tebal tebal, mau sok pintar ya fi? bilang aja plagiat. DASAR BOCAH PLAGIATOR!!!!”

Oke, ini bukan masalah pintar apa enggak. Setolol tololnya kalian kalau ada di posisi saya, tugas yang di bebankan pasti sama.

Begitulah jika kalian berada di posisi saya. Oke gapapa kalian mau hina saya seperti apa, kalian teriaki saya dengan ocehan kasar BAHWA AFI NIHAYA FARADISA TERBUKTI KETOLOLANNYA KARENA KOMENTAR KAMI DI STATUS DIA TIDAK DI TANGGAPI!!!! , yang perlu kalian tau, saya cuma punya 2 tangan dan banyak urusan dunia nyata yang harus di hadapi. [swr]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita