Tolak Minta Maaf ke SBY, Projo: Salah Kami Apa?

Tolak Minta Maaf ke SBY, Projo: Salah Kami Apa?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninggalkan acara Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 di Monas, karena terganggu dengan sikap dari kelompok relawan Pro Jokowi (Projo). Ketua Umum Projo Budi Arie Setidadi pun mempertanyakan kesalahan apa yang mereka perbuat.

Budi mengatakan, kehadiran Projo dalam Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Serentak 2019 di Lapangan Silang Barat Tugu Monas, Jakarta Pusat, karena merupakan bagian dari pendukung salah satu pasangan capres dan cawapres. Budi menegaskan, pihaknya tidak melakukan provokasi apapun.

"Gini loh, kita ini kan bagian dari pendukung paslon capres, dan kami tidak memprovokasi siapapun kok. Bahwa kami hadir dalam jumlah yang besar, penuh semangat kegembiraan, wajar saja," kata Projo saat dihubungi detikcom, Minggu (23/9/2018).

Budi juga menegaskan, kehadiran relawan Projo dalam acara itu hanya meneriakkan dukungan untuk Jokowi agar bisa menjadi Presiden RI untuk kedua kalinya. Tidak ada perkataan yang bernada menyudutkan pihak lain.

"Kita cuma teriak 'Jokowi lagi, Jokowi lagi', dan nyanyi-nyanyi seperti itu. Apa salah? Kita tidak memaki siapapun, kita tidak menista siapapun, begitu loh. Kita cuma teriak nyanyi-nyanyi 'Jokowi lagi, Jokowi lagi, Jokowi lagi'. Kita tidak ada teriakan mengejek, menghina atau menista siapapun," katanya.

Terkait dengan desakan dari PD agar Projo meminta maaf, Budi menolaknya. Dia pun mempertanyakan kesalahan apa yang telah pihaknya perbuat sehingga harus meminta maaf.

"Mau ngapain (minta maaf)? Apa yang kita hina? Kesalahan kita apa? Kita damai, kita nyanyi-nyanyi, gembira ria, kita memaknai Pilpres dan Pileg 2019 ini dengan penuh kegembiraan, penuh kedamaian. Karena kita ingin meningkatkan kualitas demokrasi, jangan dibalik-balik dong," katanya.

Dia juga menegaskanm kehadiran mereka juga bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Pihaknya ingin menyemarakkan Pemilu Serentak 2019 agar berlangsung damai dan penuh kegembiraan. 

"Kita kan diorganisir oleh Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, bagian dari untuk menyemarakkan kampanye damai. Kita tidak ada hal yang menurut hemat kami melanggar etika kesantunan orang timur. Bahwa kami bernyanyi, dalam jumlah yang besar dan kita tidak ada teriakan mengejek atau menjelekkan pihak lain,"

"Ada nggak teriakan kita yang menjelekkan orang lain? Nggak ada. Kita hanya teriak 'Jokowi lagi, Jokowi lagi'. Kalau mereka suruh meminta maaf, apa kesalahan kita? Sudah lah, ini demokrasi harus kita jalankan dengan penuh kegembiraan, tidak ada suasana saling mengejek, tidak ada suasana saling menghina, masak rakyat bergembira saja dilarang. Masa rakyat gembira nggak boleh?" imbuhnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita