Rupiah Kritis, KAMMI Desak Jokowi Ganti Sri Mulyani

Rupiah Kritis, KAMMI Desak Jokowi Ganti Sri Mulyani

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pemerintah diminta lebih serius menyelamatkan Rupiah dari keterpurukan. 

Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI Deni Setiadi menilai pemerintah lebih banyak mencari kambing hitam dari melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ketimbang menyelesaikan ancaman tersebut.

Menurutnya pembelaan pemerintah jauh dari substansi persoalan, akibatnya kepercayaan publik juga pasar kian merosot.

 "Pemerintah terus menerus menyalahkan kondisi eksternal hanya membuat masyarakat kian ragu pemerintah dapat mengatasi pelemahan rupiah," ujar Deni dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/9).

Deni mengingatkan krisis ekonomi bisa saja terjadi dan akan lebih parah dari tahun 1998 jika pemerintah tak juga serius mengatasi pelemahan rupiah. Terlebih rakyat sudah tak tahan dengan harga-harga yang terus melambung tinggi.

Selain mendesak pemerintah, KAMMI juga mengajak masyarakat dan mahasiswa untuk bersatu menyerukan Selamatkan Rupiah atau #SaveRupiah. 

Gerakan ini, sambung Deni, untuk mengingatkan pemerintah agar serius menyelamatkan rupiah. Sekaligus gerakan masyarakat agar berpartisipasi menyelamatkan rupiah seperti membeli produk lokal dan memperbanyak transaksi dengan rupiah. 

"Jika pemerintah tak serius apalagi malah mengambil keuntungan pribadi dari pelemahan rupiah, maka lebih baik Menkeu sebagai yang paling bertanggungjawab harus dicopot dan diganti dengan yang lebih baik," jelas Deni.

Terkait gelaran IMF-WB Annual Meetings (AM) yang akan dilaksanakan pertengahan oktober di Bali, Deni mengingatkan agar pemerintah tak lagi berhutang pada IMF karena akan merugikan kepentingan Nasional. 

Menurutny Indonesia bisa keluar dari krisis Rupiah bila pemerintah serius dan mengedepankan kepentingan Nasional.

"Kalau rupiah terus memburuk, Jumat ini KAMMI akan turun ke jalan  berdemonstrasi di kantor kementerian keuangan untuk mendesak Sri Mulyani serius menahan pelemahan rupiah atau turun demi Kepentingan Nasional," tutup Deni. [rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA