Menyinggung soal Ijtima Ulama, Nusron Wahid: Jokowi Beri Penghargaan Tertinggi kepada Ulama

Menyinggung soal Ijtima Ulama, Nusron Wahid: Jokowi Beri Penghargaan Tertinggi kepada Ulama

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Politisi Partai Golkar, Nusron Wahid menanggapi isi butir dalam pakta integritas yang ditandatangani oleh Prabowo Subianto dalam Ijtima Ulama ke-2.

Dilansir TribunWow.com dari program TV One, Indonesia Lawyers Club, Selasa (18/9/2018), dalam butir ke 17 pakta integritas, Nurson membandingkan bentuk penghormatan antara kubu Prabowo-Sandi dan Joko Widodo-Ma'ruf Amin kepada ulama berbeda.

Bunyi dari butir ke-17 dalam pakta integritas tersebut adalah "Menghormati posisi ulama dan bersedia untuk mempertimbangkan pendapat para ulama dan pemuka agama lainnya dalam memecahkan masalah yang menyangkut kemaslahatan kehidupan berbangsa dan bernegara".

Menurut Nusron, GPNF dalam butir ke-17 itu menitipkan aspirasi supaya Prabowo-Sandi dalam mengambil keputusan turut mempertimbangkan syarat dan pendapat para ulama.

Menanggapi hal tersebut, Nusron membandingkan dengan keputusan Jokowi yang tidak hanya mendengarkan nasihat ulama namun juga memberi penghormatan dengan menjadikan ulama sebagai wakil presiden.

Ia menilai hal itu sebagai bentuk penghormatan tertinggi untuk ulama di Indonesia.

"Kalau Pak Jokowi tidak, bentuk penghormatan yang paling tinggi dikasihkan Pak Jokowi, dalam rangka mengambil keputusan tidak hanya meminta saran dan pertimbangan para ulama, tapi juga mengajak ulama terlibat mengambil keputusan dan bersama-sama melaksanakan keputusan tersebut.

Dengan cara menjadikan Kyai Ma'ruf Amin menjadi wakil presiden sebagai pembantu utama," ujar Nusron.

Nusron juga yakin, jika pada pemilihan presiden nanti Jokowi-Ma'ruf Amin lah yang akan lebih banyak mendapat dukungan dari para ulama.

"Pak Jokowi dn Kyai Ma'ruf Amin lah yang akan mendapatkan dukungan mayoritas dari para ulama yang mempunyai aura, mempunyai himmah, dan akan diikuti umat islam. Umat islam justru akan berbondong-bondong memilih mendukung Pak Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin," pungkas Nusron.

Menanggapi pernyataan Nusron Wahid, Penasehat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GPNF) Haikal Hassan menyinggung kesanggupan Jokowi dalam memulangkan Rizieq Shihab.

"Sampai detik ini Pak Jokowi tidak sanggup memulangkan Habib Rizieq. Sampai hari ini pak Tito tidak sanggup memulangkan Habib Rizieq, itu fakta, bahwa rezim disini tidak mampu mengembalikan hak-hak warga negara yang terbukti tidak bersalah," ujar Ustaz Haikal.

Ia juga mengatakan sebenarnya Rizieq Shihab ingin pulang namun ada kekuatan yang tidak bisa membuatnya kembali ke Indonesia.

"Sampai detik ini, Demi Allah Ustaz Habib Rizieq ingin pulang tapi ada kekuatan yang tidak bisa membuat Habib Rizieq pulang," pungkas Haikal Hassan. [tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA