Maju Cawapres, Ma'ruf Amin Harus Tinggalkan Jabatan Politik Ketum MUI

Maju Cawapres, Ma'ruf Amin Harus Tinggalkan Jabatan Politik Ketum MUI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno menilai bakal cawapres Ma'ruf Amin harus meninggalkan jabatannya sebagai Ketum MUI. Sebab, menurut Adi,  siapapun yang maju sebagai capres atau cawapres harus meninggalkan jabatan lainnya agar lebih fokus membahas pemenangan.

"Yang jelas, publik menilai harus ada keinginan baik (untuk mundur). Jadi siapapun, kalau sudah ingin ikut kontestasi capres atau cawapres, mestinya harus meninggalkan jabatan-jabatan lainnya bisa lebih fokus membahas pemenangan," kata Adi kepada kumparan, Rabu (19/9).

Meski, Adi menyebut, sebagai lembaga yang diawasi banyak pihak, secara institusi MUI nyaris tidak bisa berpihak. Namun, hal tersebut bisa merusak penilaian publik terhadap netralitas MUI.

"Kan tentu selalu dikait-kaitkan, apalagi dengan Ketum MUI, enggak mungkin dong di bawahnya enggak dukung Kira-kira begitu. Tapi kalau dia non-aktif, apalagi berhenti, pasti publik akan menilainya," lanjutnya.

Ia memberikan contoh, bakal cawapres Sandiaga Uno saja mau meninggilkan jabatannya sebagai wakil gubernur DKI. Hal tersebut, menurutnya, merupakan sebuah niat baik tersendiri.

"Sandi itu sebenarnya punya niat baik. Dia bukan hanya cuti, tapi berhenti dari posisinya sebagai cagub. Jadi Pak Ma'ruf Amin minimal harus cuti atau non-aktif. Nah, sekarang dia kan enggak non-aktif," ungkap Adi.

"Karena begini, setengah hati ingin kritik Ma'ruf Amin, kalau ada keselahan karena apapun, itu sama halnya mengkritik ketua MUI, rais aam PBNU, dan seterusnya, Biarkanlah Pak Ma'ruf menjadi warga negara biasa tanpa embel-embel jabatan. Bisa lebih terbuka dan fresh," pungkasnya. [kmp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita