Ketum FPI: GP Ansor Harus Interospeksi Diri, Jangan Sok Jago!

Ketum FPI: GP Ansor Harus Interospeksi Diri, Jangan Sok Jago!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis, Lc, MA, memperingatkan agar GP Ansor interospeksi diri.

Hal itu disampaikan Kiai Shabri, menanggapi penolakan dan pembubaran GP Ansor di Riau dan Langkat, Sumatera Utara. (Baca: GP Ansor Ditolak di Riau, Dibubarkan di Langkat, Begini Kata FPI)

“Kalau mereka di Jawa Timur atau Jawa Tengah mungkin bisa melakukan pembubaran, intimidasi, pelarangan, tapi Indonesia kan bukan cuma Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di daerah lain bisa jadi NU kurang dikenal,” kata KH Ahmad Shabri Lubis kepada Panjimas.com, Kamis (20/9/2018).


Lebih lanjut Kiai Shabri mengungkapkan, jika NU dan berbagai Ortom kepemudaan di bawahnya seperi GP Ansor dan Banser, harus mengevaluasi tindakannya selama ini.

“Seharusnya pembubaran itu jadi bahan interospeksi diri, NU itu sangat disoroti perilakunya oleh masyarakat. Preman saja nggak sampai hati mau membubarkan pengajian orang, nuduh-nuduh ulama, itu preman nggak sampai hati,” tegasnya.

Menurut Kiai Shabri, penolakan terhadap GP Ansor dan Banser bisa saja terus terjadi di berbagai daerah, selama sikap mereka tak berubah.

“Ini akan terus berdampak kalau GP Ansor dan Banser tidak berubah. Jangan sok kuat, sok jago, bawa-bawa nama besar NU, lama-lama orang berbuat seperti yang mereka perbuat,” tandasnya.

GP Ansor Ditolak di Tanah Melayu, Diusir Kesultanan Langkat

Untuk diketahui, Kirab Satu Negeri GP Ansor yang berlangsung di Gedung Nasional Tanjungpura, Langkat, Sumatera Utara, dibubarkan massa yang berasal dari Kesultanan Langkat, pada Rabu (19/9/2018).

Massa terdiri dari ratusan orang menggeruduk Gedung Nasional Tanjung Pura menolak kehadiran GP Ansor.

Tidak hanya mengusir perwakilan GP Ansor, massa bahkan nyaris bentrok baku hantam. Massa juga mengusir undangan yang akan hadir untuk tidak mengikuti acara. Mereka menuding kegiatan GP Ansor terindikasi akan membentuk Islam Nusantara.


Bukti penolakan keras, massa sampai mencopot dan membakar spanduk milik GP Ansor yang terpasang di Gedung Nasional.

Massa menolak keras kehadiran GP Ansor dan tidak menerima penyebaran Islam Nusantara di Negeri Betuah Langkat.

Tak hanya di langkat, sebelumnya kegiatan Kirab Satu Negeri GP Ansor yang sedianya menghadirkan Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, juga mendapat penolakan masyarakat Melayu di Riau.

Berbagai Ormas Melayu Siak, seperti keluarga besar kerabat Kesultanan Siak yang diwakili oleh Tengku Habibie, Tengku Wira Shahab, Tengku Said Eka Nusirhan, Tengku Ikhwan Shahab menolak kedatangan Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Hal serupa juga disampaikan oleh Rumpun Melayu Bersatu Laskar Hulubalang Melayu Riau (RMB-LHMR).

Selain menolak kedatangan Ketua Umum GP Ansor, RMB-LHMR menolak pencatutan simbol paling sakral pada Undangan GP Ansor tersebut, dalam Hal ini adalah Istana Siak, karena dirasa tidak pantas dan terkesan melecehkan marwah negeri istana dan bangsa Melayu.


Penolakan itu juga merupakan respon masyarakat Melayau, atas penghadangan kajian tablig akbar Ustadz Abdul Somad di sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Menyikapi hal itu Ketua GP Ansor Riau, Purwaji bahkan mendatangi Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) untuk mempertemukan dan mediasi antara Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dengan Datuk Seri Ulama Setia Negara, Ustadz Abdul Somad, Lc, MA.

Selain itu, Datuk Budi Febriadi mewakili Ketua DPH LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar juga mengungkapkan, bahwa dalam pertemuan tersebut, Ketua GP Ansor Riau, Purwaji meminta maaf kepada LAMR atas munculnya kegaduhan akibat tidak adanya koordinasi terlebih dahulu terkait rencana kegiatan GP Ansor di Siak tersebut.

Selain itu, Purwaji juga mengkonfirmasi bahwasanya Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas tidak jadi hadir karena jadwal kegiatannya bentrok dengan kegiatan lain. [pmc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita