Harga Barang Elektronik Naik hingga Rp 200.000 Dampak Rupiah Melemah

Harga Barang Elektronik Naik hingga Rp 200.000 Dampak Rupiah Melemah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Nilai rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS)  per hari ini, Kamis (6/9/2018), mencapai Rp 14.992.

Meskipun tidak separah beberapa hari lalu yang mencapai angka Rp 15.000, namun berdampak melemahnya rupiah terhadap dollar terus dirasakan berbagai sektor, termasuk harga jual di sektor elektronik.

Seperti di pusat penjualan elektronik di Pasar Proyek, Jalan Insinyur Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Sejumlah pemilik mengeluhkan sepi pembeli pasca-melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar .

"Pelanggan pasti lesu, sejak dua hari lalu yang ramai dollar AS tinggi toko sepi," ujar Ronny (50), pemilik Toko Abadi Elekronik, saat ditemui di Pusat Elektrokin Pasar Proyek Kota Bekasi, Kamis (6/9/2018).

Ronny mengatakan, penurunan pembeli mencapai 50 persen sebelum nilai tukar rupiah melemah.

"Ya waktu belum sampai Rp 15.000, yang beli masih bisa 5-6 barang keluar. Kalau sekarang paling 1-2 barang saja," katanya.

Ronny mengungkapkan, penurunan diakibatkan harga elektronik yang ikut naik mengikuti harga dollar AS. Kenaikan mulai Rp 50.000-Rp 200.000 per barang.

"Barang elektronik ini kan impor jadi ya ikutin harga dollar AS. Kita mau pakai harga lama enggak bisa karena ikuti dollar AS," ucapnya.

Ronny meminta agar rupiah bisa kembali menguat dan tidak berlarut terlalu lama.

"Kita pedagang si maunya rupiah bisa minimal Rp 14.000 lagi. Masih lumayan banyak kalau rupiah segitu. Ini kalau Rp 15.000 ribu, bisa turun pembelinya," kata Ronny.

"Soalnya kan elektronik bukan kebutuhan primer. Pembeli banyak urungkan niat beli elektronik," ucapnya lagi.

Pemilik Toko Elektronik lainnya, Wijaya (47) juga mengalami penurunan jumlah penjualan barang-barang elektroniknhya.

 Bahkan, selama dua hari terakhir ini, tidak ada yang membeli produk elektronik di tokonya.

"Berdampak sekali rupiah lemah gini. Kemarin saja saat dollar Rp 15.000, toko barang enggak ada yang keluar. Hari ini saja baru satu barang keluar," katanya.

Sementara Diki karyawan Toko Anugrah Elekronik di Kota Bekasi mengatakan bahwa di tokonya masih menggunakan harga lama, terutama untuk elektronik stok lama.

Namun, untuk stok produk elektronik terbaru harga sudah naik.

"Dibilang sepi ya memang sejak 2 bulan terakhir ini sepi. Mangkanya kita khawatir juga nih kalau kurs dollar AS tetap segitu, kalau stok lama sudah keluar semua, harga pasti naik. Nah khawatir makin sepi pembeli," ujarnya.

Diki menilai tren penjualan elektronik semakin terjadi penurunan. Harapannya, harga rupiah terhadap dollar kembali Rp 13.000-Rp 14.000.

"Kalau saat dollar AS masih Rp 13.000 atau Rp 14.000 masih lumayan ramai pembeli. Bisa puluhan barang keluar. Semakin dollar AS enggak stabil jadi makin sepi pembeli," ujar Diki. [tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA