Gerindra: #2019GantiPresiden Lebih Laku daripada #JokowiDuaPeriode

Gerindra: #2019GantiPresiden Lebih Laku daripada #JokowiDuaPeriode

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Aksi perang tanda pagar #2019GantiPresiden dan #Jokowi2Periode mewarnai dinamika politik Pemilihan Presiden 2019. Elite Partai Gerindra menyindir pemerintah saat ini panik menyikapi fenomena #2019GantiPresiden.

Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade mengatakan, #2019GantiPresiden #JokowiDuaPeriode merupakan hal yang biasa.

"Itu bagian bunga-bunga demokrasi. Dan, tidak perlu pemerintah, BIN, polisi kebakaran jenggot. Ini bagian dari demokrasi," Andre dalam diskusi Polemik tagar #2019GantiPresiden VS #Jokowi2Periode di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu 12 September 2019.

Menurut dia, perang tagar ini tak perlu disikapi berlebihan. Ia menekankan, lembaga penyelenggara Pemilu, baik Komisi Pemilihan Umum maupun Badan Pengawas Pemilu sudah menyampaikan secara terbuka bahwa #2019GantiPresiden merupakan kebebasan demokrasi dan bukan merupakan bagian dari kampanye.

Andre menambahkan, kepanikan pemerintah dan pendukung pemerintah saat ini, karena #2019GantiPresiden lebih laku dibanding #Jokowi2Periode. Padahal, dalam banyak survei Jokowi selalu unggul dibanding Prabowo.

"#2019GantiPresiden ini mendapat respons positif dari masyarakat. Tagar ini lebih laku dibanding tagar #JokowiDuaPeriode. Sehingga, yang katanya surveinya tinggi, sudah pasti menang, itu panik ternyata," jelasnya.

Kemudian, ia meminta pemerintah, aparat, dan masyarakat pendukung Jokowi tak perlu panik dalam aksi #2019GantiPresiden. Kepanikan ini yang berujung persekusi terhadap Neno Warisman dan Ahmad Dani yang akan mendeklarasikan #2019GantiPresiden.

"Kalau kita siap demokrasi, yang enggak sepakat #2019GantiPresiden bikin acara hari Sabtu. Silakan hari Minggu bikin tandingan. Tetapi, karena kita enggak siap demokrasi, semua cara dilakukan, aksi persekusi, premanisme, dan ada indikasi aparat ikut bermain," ujarnya. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita