Foto Terakhir Soeharto dan Kejutan Ulang Tahun Tutut

Foto Terakhir Soeharto dan Kejutan Ulang Tahun Tutut

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden kedua RI Soeharto tutup usia di umur 86 tahun pada 27 Januari 2008 lalu. Namun demikian, ada kisah menarik jelang pemimpin Indonesia selama 32 tahun itu wafat.

Kisah tersebut tentang foto terakhir Soeharto bersama anak-anaknya yang diambil dua hari sebelum meninggal. Kisah ini sebagaimana dituturkan Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto dalam laman www.tututsoeharto.id beberapa waktu lalu.

Dalam cerita yang diberi judul “Saat-saat Terakhir Bapak Bersama Kami” itu, Tutut menyertakan gambar berisi Soeharto bersama dirinya dan adik-adiknya, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihadmodjo, Siti Hediati Hariyadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Sri Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

Dia kemudian bercerita bahwa foto tersebut diambil pada tanggal 25 Januari. Kala itu, Soeharto secara mendadak meminta anak-anaknya untuk dibelikan pizza.

“Kami mencari. Titiek dan Mamiek sibuk minta batuan temannya untuk mencarikan pizza sampai dapat,” ujar Tutut.

Beruntung saat itu masih ada toko pizza yang buka. Pizza kemudian dibawa ke kamar tempat Soeharto dirawat.

Soeharto kemudian memanggil anak-anaknya untuk berkumpul menyantap pizza tersebut.

“Tiba-tiba bapak menyanyikan lagu ‘Panjang Umurnya’. Rupanya bapak ingat, bahwa pada bulan Januari ada anaknya yang ulang tahun, yaitu saya, pada tanggal 23 Januari. Kami menemani bapak makan Pizza. Bapak dhahar satu potong pizza dengan lahap,” kata Tutut.

Usai makan pizza, Titiek yang kebetulan membawa handphone langsung meminta orang untuk mengambil momen kebersamaan tersebut.

“Kami tidak pernah mengira, bahwa itu foto kami berenam terakhir dengan bapak. Bila malam itu Titiek tidak membawa HP-nya, mungkin kami tidak punya kenangan terakhir dengan bapak yang dapat kami abadikan,” sambungnya.

Setelah itu, Soeharto melangsungkan rutinitas Salat Tahajud yang telah dilakukannya setiap malam selama bertahun-tahun. Kali itu, Soeharto memiliki permintaan khusus, yaitu tempat tidurnya dihadapkan ke arah kiblat. 

Seorag dokter sempat memberitahu Soeharto bahwa salat bisa dilakukan tanpa menghadap kiblat jika sedang sakit.

“Bapak menjawab pelan tapi tegas, ‘saya mau menghadap kiblat’,” tukasnya, sambil mengatakan bahwa keinginan Soeharto itu kemudian dituruti. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita