Di Depan Sandi, Jokowi Cerita Sulitnya Kelola Negara Sebesar Indonesia

Di Depan Sandi, Jokowi Cerita Sulitnya Kelola Negara Sebesar Indonesia

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Joko Widodo menghadiri acara ulang tahun ke-50 Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno tampak hadir pula dalam acara yang berlangsung di Ballroom Ritz Carlton Hotel, Pacific Palace, Jakarta Selatan.

Saat memberi sambutan, Jokowi sempat menyebut nama Sandi. Pesaingnya dalam Pilpres 2019 itu dikatakan Jokowi sebagai sahabat.

"Yang tak lupa sahabat baik saya, jangan lupa yang satu ini Pak Sandiaga Uno. Kalau enggak saya sebut bisa rugi besar saya nanti," kata Jokowi sembari tersenyum, Senin (24/9).

Dalam sambutannya, Jokowi menuturkan soal sulitnya mengelola negara sebesar Indonesia. Dia mengatakan, ada lebih dari 17 ribu pulau yang harus diperhatikan pembangunannya.

"Mengelola negara sebesar ini tidak gampang, tidak mudah. Setiap daerah memiliki kasus, permintaan dan kebutuhan berbeda. Banyak yang menanyakan kepada saya, kalau hitung-hitungan politik, ekonomi yang paling cepat itu bangun di Jawa," sebut Jokowi.

"Tapi kami mengelola negara. Kenapa kami garus bangun di Indonesia bagian timur, NTT, Papua? Kita bernegara bukan berbisnis saja. 60 persen penduduk itu di Jawa. Kalau hitung-hitungan politik pasti. Itu kalau hitung-itungan politisi, ekonomi juga. Indonesia bukan Jawa saja, Indonesia memiliki 17 ribu pulau," sambungnya.

Selain kawasan yang luas dan persoalan dalam negeri yang beragam, Jokowi juga menyinggung adanya masalah dari luar negeri. Situasi global, dianggapnya, ikut mempersulit pengelolaan negara. Semisal adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China dan pelemahan ekonomi di beberapa negara lain.

Namun, dalam berbagai masalah tersebut Jokowi merasa masyarakat punya peran untuk mendukung pemerintah. "Konsolidasi dan koordinasi yang kuat. Antara moneter, fiskal dan dunia usaha. Kalau bisa sektor itu ketemu, akan gampang sekali membangun yang namanya trust. Baik public trust, baik international trust, market trust, market convidence," sebutnya. [kumparan]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA