Indonesia Terancam Negara Miskin, Moeldoko: Jangan Ngawur

Indonesia Terancam Negara Miskin, Moeldoko: Jangan Ngawur

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengatakan Indonesia terancam menjadi negara miskin, dibantah keras oleh Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Bahkan, Mantan Panglima TNI tersebut meminta kepada Prabowo untuk tidak membolak-balikkan fakta.

Bantahan itu disampaikan Moeldoko usai menghadiri acara adat Seren Taun di Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Senin (3/9). Berdasarkan data yang dimilikinya berbanding terbalik dengan pernyataan cawapres Prabowo baru-baru ini.

Moeldoko menjelaskan, prosentase tingkat kemiskinan di Indonesia sudah menurun drastis sekitar 9,8 persen. Angka tersebut merupakan capaian dari berbagai program yang sudah dicanangkan presiden bersama kabinetnya. Salah satu program pengentasan kemiskinan salah satunya melalui Program Keluarga Harapan (PKH).

"Jangan di bolak-balik, masyarakat menjadi tidak percaya itu atas orang yang pembicaraannya ngawur," tandas Moeldoko.

Ia berpesan kepada seluruh pihak untuk tidak memanipulasi fakta dan data kinerja pemerintah. Angka penurunan tingkat kemiskinan hingga 9,8 persen itu menunjukkan program pemerintah sudah berhasil dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Banyak program presiden yang sudah berhasil dan nyata. Jadi tolong (kalau mengkritik) jangan sekedar retorika," sindirnya.

Kendati demikian, Moeldoko mengakui masih ada masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Namun, angka kemiskinan di Indonesia, imbuhnya secara keseluruhan jumlahnya terus berangsur menurun secara drastis.

Bila ada pihak yang menyampaikan data tidak benar soal kinerja pemerintah, kata Moeldoko, hal itu dapat membahayakan pemahaman masyarakat. Bahkan, hal itu justru akan membuat masyarakat semakin tidak percaya kepada penyebar informasi palsu.

"Justru hal itu yang membuat masyarakat jadi tak percaya pada pihak-pihak yang sering bolak-balik fakta dan ngawur," pungkasnya. [jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita