Ustadz Abdul Somad Ungkap Bahaya Bila Dia Jadi Cawapres

Ustadz Abdul Somad Ungkap Bahaya Bila Dia Jadi Cawapres

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ustad Abdul Somad akhirnya mengungkap alasan dirinya menolak dicalonkan diri sebagai calon wakil presiden (cawapres). Meski ijtimak ulama sepakat dia mendampingi Prabowo Subianto, Somad justru menyatakan bahaya bila dia sampai terjun ke dunia politik. 

Hal ini terlontar saat sesi wawancara eksklusif bersama program Fakta milik stasiun televisi TV One. Rekaman tayangan program dengan durasi 13 menit 38 detik tersebut diunggah ke YouTube oleh channel Talkshow tvOne pada Senin (6/8/2018) kemarin. Tak kurang dari 160.000 pasang mata telah menonton rekaman tersebut. 

Apa maksud Ustad Abdul Somad bahaya bila dia sampai menjadi cawapres? Simak wawancara eksklusif presenter Balques Manisang yang dilakukan disela kegiatan Somad di Kota Palembang.


"Meskipun bukan sebuah nilai kewajiban yang namanya hasil rekomendasi ijtimak ulama. Tapi kalau harus mengukur nilai keberkahan antara mengukur diri atau harapan dari mungkin ribuan umat, santri, kiai. Bagaimana cara kita mengukur keberkahan. Ustad misalnya?" tanya TV One. 

"Yang pertama yang mengetahui diri kita adalah diri kita sendiri. Intern. Adapun sifatnya ekstern. Kami senang sekali dengan ustad. Orangnya tegas dan berapi-api. Mungkin dalam ceramah tapi ketika turun dari mimbar, dia amat lembut dan lunak. Susah mengatakan tidak. Dalam dunia politik, kita tidak bisa tidak. Saya pribadi kepada jamaah susah mengatakan tidak. Maka masjid mana pun musala mana pun saya katakan iya. Kalau itulah dibawa ke dunia politik bisa kacau. Saya iyakan semuanya. Itu bahaya sekali. Jadi itu salah satu sampel contoh kecil saja," ungkap pendakwah kelahiran 18 Mei 1977 itu.

"Lalu kemudian saya orangnya terlalu mudah tak sampai hati melihat orang. Dalam dunia pendidikan baik tapi dalam dunia politik tidak bisa. Harus ada ketegasan," lanjut pria lulusan Universitas Al-Azhar Mesir itu. 

Somad lantas menceritakan kisah sahabat bernama Abu Dzar Al Ghifari yang meminta jabatan kepada Rasulullah SAW. Mendengar perkataan dan permintaan Abu Dzar, Rasulullah tersenyum dan menepuk pundaknya. Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim disebutkan: "Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau seorang yang lemah dan sesungguhnya jabatan itu adalah suatu amanah, dan sesungguhnya ia adalah kehinaan dan penyesalan di hari kiamat kecuali yang menjalankan dengan baik dan melaksanakan tanggung jawabnya." [mdt]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita