Tri Andika: Dukungan Ahok Berpotensi Menurunkan Suara Umat ke Jokowi

Tri Andika: Dukungan Ahok Berpotensi Menurunkan Suara Umat ke Jokowi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Adanya isu dukungan Ahok dari Mako Brimob kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019, menurut Direktur Eksekutif Institute for Policy Studies (IPS) Muhammad Tri Andika MA, alih-alih menambah suara, justru berpotensi mengurangi suara terhadap Jokowi-Maruf. Terutama suara dari kelompok umat Islam.

"Dukungan terbuka Ahok kepada pasangan Jokowi-Maruf Amin, memang ditujukan untuk meredam kekecewaan pendukung Ahok atas terpilihnya Maruf Amin sebagai pendamping Jokowi. Harapannya, suara para pendukung Ahok tidak lari dari Jokowi. Namun, dukungan terbuka Ahok ini sebenarnya mengandung dua resiko bagi pasangan Jokowi-Maruf."

"Resiko pertama adalah resiko elektoral. Benar memang, suara pendukung Ahok tidak akan lari dari Jokowi. Namun, peluang Jokowi mendapat limpahan suara dari umat Islam, terutama dari yang anti Ahok, menjadi terancam. Dipasangkannya Jokowi dengan Maruf Amin sebenarnya membawa sinyal positif dukungan umat Islam kepada pasangan tersebut. Namun, kelompok tersebut akan resisten ketika berada satu kelompok dengan pendukung Ahok yang terlibat dalam kasus penistaan agama," ujar Tri Andika.

Resiko kedua, lanjutnya,  adalah resiko manajemen isu. Bagaimanapun, KH.Maruf Amin pernah menjadi ketua MUI yang turut memperkuat status Ahok sebagai penista agama. Terbukanya dukungan Ahok terhadap pasangan Jokowi-Maruf, akan menjadi tantangan tersendiri bagi Jokowi dan juga Maruf.

Terutama ketika dihadapkan pada isu seputar Ahok. Yang jelas, apapun respon dari Jokowi-Maruf, jika tidak hati-hati, akan berpengaruh pada publik. Baik berpotensi membuat sakit hati pendukung Ahok, atau membuat sakit hati kelompok umat Islam yang anti Ahok. Ujung-ujungnya berpengaruh ke elektabilitas Jokowi-Makruf.

"Ini resiko laten yang harus ditanggung Jokowi, ketika dirinya menarik KH.Makruf Amin sebagai pasangannya. Publik menilai, Jokowi terseret jebakan politik identitas, yang kerap dikritik oleh kelompoknya sendiri,” ungkap Tri Andika MA. [htc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita