Tanggapi PSI Soal Obor Jokowi, Gerindra: Boncel Tak Tahu the Art of Politics

Tanggapi PSI Soal Obor Jokowi, Gerindra: Boncel Tak Tahu the Art of Politics

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyoroti soal politisasi matinya api obor yang dibawa Jokowi. Partai Gerindra angkat bicara.

"Ya kalau saya sih menganggap gempa di Lombok dan api Asian Games yang dibawa Kangmas Joko Widodo mati hal yang lumrah, tidak ada hubungannya dengan buruknya kinerja pemerintahan Joko Widodo dalam mempersiapkan Asian Games 2018 ya," ungkap Waketum Gerindra Arief Poyuono kepada detikcom, Sabtu (18/8/2018).

Namun Arief menyindir soal kurangnya persiapan pemerintah menghadapi Asian Games 2018. Ia menyebut soal LRT di Palembang yang beberapa kali sempat mengalami kendala.

"Begini buruknya ternyata LRT yang tidak siap untuk perhelatan Asian Games di Palembang karena unworkable hingga penumpang keluar dan jalan di relnya LRT sangat membahayakan," kata Arief.

"Just info ya, LRT Rawamangun-Kelapa Gading itu lokomotif dibeli sangat mahal karena pingin pamer ingin cepat siap, ternyata amburadul tuh, kelihatan nggak rapi," tambah dia.

Arief membantah kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melakukan politisasi api obor Jokowi yang mati. Sebelumnya, Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyebut politisasi itu sebagai bentuk kegagapan.

"Nggak ada itu yang mempolitisasi dan gagap. Itu kan kata sekjen partai 'boncel' (PSI) yang nggak tahu the art of politics, maklum masih boncel. Tolong itu sekjen partai yang boncel di politik lihat sendiri LRT dari Velodrome Rawamangun-Kelapa Gading udah benar-benar siap belum," tutur Arief.

Dia kembali mengomentari soal obor mati dengan sarkastis. Arief bahkan juga menyinggung lagi soal gempa Lombok yang oleh anti-Jokowi disebut sebagai dampak Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) mendukung Jokowi.

"Jadi obor mati dan gempa di NTB nggak ada hubungannya juga dengan kinerja ekonomi Kangmas Joko Widodo terkait penumpukan utang, melonjaknya pengangguran, tidak mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen di akhir pemerintahannya," ucapnya.

Arief menyinggung soal harga sembako hingga meroketnya nilai dolar Amerika Serikat. Soal matinya obor yang dibawa Jokowi, menurutnya, itu pertanda kurangnya persiapan dari panitia Asian Games.

"Ini bukti saja kalau kinerja persiapan Asian Games buruk dan begitu juga gempa di Lombok bukan tahayul, tapi itu gejala alam biasa yang pemerintah juga tidak punya alat untuk mengetahui lebih dini," sebut Arief.

"Jadi komponen kinerja ekonomi yang tidak tercapai yang tahun 2019 harus ganti presiden," tambahnya.

Seperti diketahui, kubu Jokowi-Ma'ruf Amin menyesalkan politisasi matinya obor Asian Games yang dibawa Jokowi. Peristiwa tersebut banyak dijadikan meme dan diviralkan oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di media sosial.

Salah satu yang ikut mempolitisasi obor mati tersebut adalah Ferdinand. Ia juga me-mention soal gempa Lombok, NTB. Menurutnya, melakukan negative campaign di tahun politik adalah hal wajar.

"Narasi politik saya seperti dalam tweet itu adalah masuk dalam narasi negative campaign dan tidak salah. Di tahun politik, bahkan semut berderet pun bisa jadi narasi kampanye," sebut Ferdinand. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita