GELORA.CO - Seruan jihad Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab memang belum diketahui kebenarannya meski dilontarkan dalam akun Twitter resminya.
Kini publik tengah menunggu konfirmasi langsung terkait ajakan jihad itu langsung dari mulut sang Imam Besar FPI. Meski begitu, ada pula yang beranggapan bahwa poster ajakan jihad Habib Rizieq adalah hoax.
Menyikapi itu, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan bahwa jihad yang sesunggugnya adalah mengendalikan hawa nafsu. Berlokasi di Indonesia, jihad yang pantas dilakukan dengan menahan nafsu amarah agar tidak bermusuhan sesame anak bangsa.
“Jihad yang sesungguhnya adalah mengendalikan hawa nafsu. Untuk konteks Indonesia kini jihad adalah bagaimana menahan nafsu amarah agar tidak bermusuhan sesama anak bangsa,” kicau Mahfud MD dalam Twtternya, Senin (27/8).
Mahfud mengimbau agar jihad dilakukan dengan menempuh jalan damai, misalnya berembuk dari hati ke hati.
“Adalah lebih baik menempuh jalan damai, berembuk dari hati ke hati, daripada bertatung habis-habisan hanya untuk agenda 5 tahunan,” sambungnya.
Jihad yg sesungguhnya adl mengendalikan hawa nafsu. Utk konteks Indonesia kini jihad adl bgmn menahan nafsu ammarah agar tdk bermusuhan sesama anak bangsa. Adalah lbh baik menempuh jalan damai, berembuk dari hati ke hati, daripada bertatung habis2an hny utk agenda 5 tahunan. pic.twitter.com/q8mmXldNti— Mahfud MD (@mohmahfudmd) 27 Agustus 2018
Sebelumnya, Habib Rizieq mengajak umat Islam untuk jihad melalui Twitter dengan memosting sebuah poster.
Dalam poster Habib Rizieq terkesan tengah menyikapi insiden penghadangan aktivis Neno Warisman oleh sekelompok orang ketika hendak menghadiri deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Sabtu (25/8) lalu.
“Jika wasit sudah ikut main bola, maka tinggal tunggu penonton turun ke lapangan. Jika Polisi dan preman sudah berkolaborasi hanya ada satu solusi, Ayo Revolusi,” tulis dalam poster bergambar wajah Habib Rizieq.
Tak hanya itu, poster itu juga mengajak umat Islam untuk melakukan perlawanan kepada pelaku persekusi terhadap ulama dan aktivis.
“Mereka sudah keterlaluan menghdang perempuan. Aparat membiarkan, jika tidak dihajar mereka semakin kurang ajar. Ayo lawan preman bayaran dan pelindungnya. Mereka jual... kita borong,” tulisnya.[akurat]