"Politik Emang Kejam, Prof!"

"Politik Emang Kejam, Prof!"

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kejutan muncul di acara deklarasi pencapresan Jokowi kemarin petang. Nama Prof Mahfud MD yang sejak pagi kemarin santer disebut akan menjadi cawapres Jokowi, tiba-tiba berubah di detik-detik terakhir. Nama cawapres yang disebut Jokowi ternyata bukan Mahfud tapi Ma'ruf Amin. Kejadian ini seperti mengingatkan kita pada ungkapan: politik itu kejam.

Banyak yang kaget dengan kemunculan nama Ma'ruf Amin ini. Karena tak disangka-sangka. Soalnya, dari pagi kemarin, nama yang santer disebut-sebut adalah Mahfud MD. Bukan tanpa alasan. Mahfud dikabarkan sudah mempersiapkan syarat sebagai cawapres. Kepada media Mahfud bahkan sudah mengkonfirmasi diminta untuk mempersiapkan diri sebagai cawapres. 

Pagi-pagi, Mahfud dilaporkan sudah mengurus surat keterangan tidak pernah sebagai terpidana dan tidak pailit di Pengadilan Negeri Sleman. Humas PN Sleman menyatakan, penerbitan surat itu akan dipakai Mahfud sebagai persyaratan pencalonan sebagai pejabat negara. Jelang siang, Mahfud dikabarkan menuju Istana untuk mengukur kemeja putih. Makin sore, makin kentara. Bahwa Mahfud lah yang akan dipilih. Sekitar pukul 4 sore, Mahfud muncul di restoran Tesate di kawasan Menteng, Jakarta. 

Di tempat ini, Mahfud ditemani belasan koordinator relawan Jokowi. Salah satunya adalah Ruhut Sitompul yang mengenakan kemeja putih peci hitam. Gaya Mahfud pun sudah meyakinkan. Mengenakan kemeja putih baru dengan bawahan hitam. Senyumnya pun renyah. Beberapa kali Mahfud mau ketika diminta berfose untuk difoto awak media. Acara Mahfud kumpul ini sudah disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi. 

Di waktu yang hampir bersamaan, Presiden Jokowi berkumpul bersama para pimpinan parpol pendukungnya di Restoran Plataran, Jalan HOS Tjokroaminoto, Menteng. Lokasi tempat Mahfud dengan tempat Jokowi ini tak jauh. Sekitar 500 menteran. 

Kepada salah satu media, Mahfud menjelaskan bahwa ditelpon pihak Istana untuk membuat CV. Kemudian diminta menjahit baju kemeja putih. "Favoritnya Pak Jokowi," ungkap Mahfud. Dia pun menyebut ada 3 alasan kenapa bersedia jadi cawapres Jokowi. Pertama panggilan sejarah. Sebagai aktivis ia senantiasa ingin terus berjuang. Kedua, membalas kepercayaan Jokowi yang percaya kepadanya. 

"Ketiga, elektabilitas Pak Jokowi. Sangat besar kemungkinan menang," kata Mahfud. 

Jelang pengumuman ini, sejumlah tokoh sudah memberikan komentar. Isinya kurang lebih sama. Bahwa Mahfud tokoh yang layak untuk mendampingi Jokowi. Hampir tidak ada lagi penolakan. Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin yang sebelumnya kurang sreg dengan nama Mahfud sudah mulai melunak. "Pak Mahfud adalah keluarga kita," kata Cak Imin. 

Perubahan mulai tampak sekitar pukul 5.15 sore. Saat itu Mahfud menerima telepon entah dari siapa. Saat menerima telepon itu air mukanya mulai berubah. Tak lama, Mahfud kemudian meninggalkan restoran. Awak media mengira Mahfud akan merapat ke restoran Plataran, tempat Jokowi dan pimpinan parpol berkumpul. Namun sampai pukul 6, Mahfud tak kunjung tiba di Plataran. 

Jokowi tiba di Restoran Plataran pukul 5 sore. Ia mengenakan kemeja berwarna putih dan celana panjang hitam. Ia memastikan, acara deklarasi capres dan pengumuman akan digelar hari ini. Jokowi langsung masuk ke suatu ruangan. Di sana sudah berkumpul para ketum parpol koalisi yang sudah berkumpul lebih dulu. 

Sebelum maghrib, sejumlah awak media dari televisi diperkenankan masuk untuk menengok suasana pertemuan Jokowi dan para ketum parpol. Di restoran ini Jokowi duduk menghadap meja persegi panjang. Jokowi duduk di tengah-tengah. Samping kanan ada Megawati Soekarnoputri, OSO, Romy, Harry Tanoe dan Diaz Hendropriyono. Sementara sebelah kiri ada Surya Paloh, Airlangga Hartarto, Grace Natalie dan Muhaimin Iskandar. Di depannya ada 9 sekjen. 

Saat awak media masuk, tampak Seskab Pramono Anung sedang membagikan surat kepada para ketua parpol untuk ditandatangani. 

Perubahan makin terasa ketika Sekjen PKB Abdul Kadir Karding mencuit di akun Twitter miliknya. Dia bilang, dalam rapat tersebut diputuskan bahwa yang akan mendampingi Jokowi adalah Ketum MUI KH Ma'ruf Amin. 

Ba'da Maghrib Jokowi muncul di meja konferensi pers. Didampingi 6 parpol pendukung. Lalu menyampaikan deklarasinya. Intinya, Jokowi mengatakan setelah mendengarkan pertimbangan para ulama, seluruh pengurus partai dan relawan dari tanah air dan aspirasi dari dari masyarakat luas Jokowi memutuskan untuk kembali mencalonkan sebagai capres periode 2019-2024. Keputusan ini sebuah tanggung jawab besar untuk melanjutkan pembangunan yang merata dan berkeadilan di seluruh nusantara pada periode kedua. 

Di kesempatan ini, Jokowi juga menyampaikan keputusan siapa cawapresnya. Setelah melalui perenungan yang dalam dengan mempertimbangkan masukan dari seluruh elemen Jokowi memutuskan, "Yang akan mendampingi saya adalah Profesor Doktor KH Ma'ruf Amin," kata Jokowi. 

Jokowi kemudian mengulas rekam jejak Ma'ruf yang disebutnya sebagai ulama yang bijaksana. Juga pernah duduk sebagai anggota DPRD, DPR, Wantimpres, Rais Aam PBNU dan Ketua MUI. Juga sebagai anggota Dewan Pengarah BPIP. Jokowi juga menunjukkan SK pencapresan yang sudah ditandatangani para ketum dan sekjen parpol. 

Saat ditanya, soal nama Mahfud MD yang batal jadi cawapres, Jokowi enggan menjawab. Ia hanya tersenyum dan mengatakan kenapa memilih Ma'ruf Amin. "Kami saling melengkapi, nasionalis-religius," kata Jokowi. 

Lalu bagaimana tanggapan Mahfud? Ditanya soal namanya yang tak muncul, Mahfud mengaku tak kecewa. Menurut dia, itu sudah pilihan Jokowi dengan wewenang dan pertimbangan-pertimbangan politik yang matang sesuai dengan konfigurasinya 

"Saya tidak kecewa ya, kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri, bahkan sudah agak detail," kata Mahfud, di kantornya, kemarin. Mahfud pun menyebut hal tersebut biasa dalam politik. "Kita harus lebih utamakan keselamatan negara ini daripada sekadar nama Mahfud atau Ma'ruf Amin," ujar Mahfud. 

Ia mengaku sudah bertemu dengan Jokowi tak lama setelah deklarasi. "Ya udahlah. Pokoknya yang saya sampaikan ke Pak Jokowi sekali lagi saya ndak apa-apa," katanya. Bagaimana komunikasinya dengan Jokowi? "Nanti saja," kata Mahfud. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita