Pertarungan Jokowi dan Prabowo di Jabar Diprediksi Bakal Sengit

Pertarungan Jokowi dan Prabowo di Jabar Diprediksi Bakal Sengit

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wilayah Jawa Barat diprediksi bakal menjadi salah satu area pertarungan yang sengit bagi dua pasang bakal calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal ini lantaran tingkat kepuasan publik Jawa Barat terhadap kepemimpinan Jokowi-JK cukup rendah dibanding masyarakat lainnya.

Prediksi tersebut setidaknya berdasarkan survei yang dilakukan Alvara Research Center di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten pada Minggu keempat bulan Juli hingga Minggu Pertama Agustus 2018 atau sebelum pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden ke KPU.

"Survei ini dilakukan masing-masing di Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat untuk mengetahui sejauh mana kekuatan popularitas dan elektabilitas calon presiden sebelum penetapan pasangan di tiga provinsi yang berada tidak jauh dari pusat kekuasaan dan dinamika politik ini," kata CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (23/8).

Hasanuddin Ali memaparkan, untuk survei di Jawa Barat, Alvara Research Center menggunakan metode multi-stage random sampling yang melibatkan 1.200 responden berusia 17 tahun ke atas, dengan margin of error sebesar 2,88 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei menunjukkan popularitas Joko Widodo dan Prabowo Subianto sangat menonjol di Jawa Barat. Dari aspek popularitas, Joko Widodo meraih 98,7 persen, dengan top of mind 61 persen, sementara popularitas Prabowo Subianto mengikuti dengan popularitas 97,2 persen dan top of mind 34,9 persen. “Kekuatan Prabowo masih cukup terlihat di Jawa Barat sebelum penetapan paslon dengan top of mind beliau yang cukup besar," katanya.

Pada simulasi terbuka, elektabilitas Joko Widodo (47,7 persen) dan Prabowo (34,4 persen) masih lebih unggul dibanding nama tokoh lain di Jawa Barat. Secara wilayah, elektabilitas Joko Widodo unggul di Bandung Raya, Bekasi Raya dan Cirebon Raya serta Bogor Raya. Sementara Prabowo unggul di Tasikmalaya Raya.

“Meskipun saat ini di sebagian besar wilayah Jawa Barat, Jokowi unggul. Di Tasikmalaya Raya, Prabowo lebih unggul. Dan di Bogor Raya, wilayah dengan jumlah pemilih yang cukup besar di Jawa Barat, selisih elektabilitas kedua tokoh tersebut pada simulasi terbuka tidak berbeda signifikan” paparnya.

Secara head-to-head, Joko Widodo unggul dengan elektabilitas sebesar 49,5 persen dibandingkan Prabowo (36,3 persen) dan yang belum memutuskan (14,2 persen). Namun, Hasanuddin mengingatkan, Jokowi yang merupakan petahana seharusnya memiliki elektabilitas yang melebihi 50 persen. Di sisi lain, tingkat elektabilitas Prabowo di Jawa Barat ini sebelum penetapan capres-cawapres sehingga diprediksi selisih elektabilitas akan sangat dinamis seiring dengan masa kampanye. Menurut Hasanuddin, persaingan ketat antara Jokowi dan Prabowo ini terjadi karena kepuasan Jawa Barat Jokowi-JK hanya mencapai 67,5 persen.

"Hal ini bisa menjadi salah satu faktor pergerakan elektabilitas kedua tokoh di Jawa Barat masih dapat terus berubah. Hal ini, menjadikan wilayah tersebut akan menjadi ladang pertempuran yang sangat sengit diantara kedua pasang kandidat," tegasnya.

Hasanuddin menyatakan, DKI juga menjadi area pertarungan yang menarik. Pada 2014, pasangan Jokowi-JK menang di DKI dengan raihan 53,08 persen. Namun, situasi politik di Ibu Kota diprediksi bakal menarik setelah Anies Baswedan yang didukung Prabowo terpilih sebagai Gubernur DKI pada Pilgub 2017 lalu.

“Meskipun DKI Jakarta pada Pilpres 2014 dimenangkan oleh Jokowi-JK (53,08 persen), situasi politik saat ini menjadi menarik dengan terpilihnya Anies sebagai Gubernur pada tahun 2017 yang didukung oleh Prabowo Subianto," katanya.

Menggunakan multi-stage random sampling dengan melibatkan 1.237 responden berusia 17 tahun ke atas survei Alvara Research Center di DKI memiliki margin of error sebesar 2,84 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dari survei ini, popularitas Joko Widodo meraih 96,8 persen, dengan top of mind 64,8 persen. Sedangkan, popularitas Prabowo Subianto mengikuti dengan popularitas 93,9 persen dan top of mind 27,2 persen.

“Dari simulasi terbuka, di DKI Jakarta, pada awal agustus 2018. Elektabilitas Joko Widodo mencapai 55,6 persen dan Prabowo Subianto mendapat 25,4 persen. Kedua nama ini jauh lebih tinggi elektabilitasnya dari tokoh-tokoh lain” katanya.
Dengan simulasi head-to-head, di mana hanya dua nama tokoh saja yang disodorkan, pada awal Agustus 2018 di DKI Jakarta, elektabilitas Joko Widodo sebesar 56,6 persen. Elektabilitas Jokowi unggul dua kali lipat dibandingkan Prabowo Subianto yang hanya mendapat 26,1 persen. Sedangkan 17,3 persen belum memutuskan.

“Elektabilitas Joko Widodo di DKI Jakarta yang tinggi ini ditunjang oleh tingkat kepuasan publik dari penduduk DKI Jakarta terhadap Kepimimpinan Jokowi-JK mencapai indeks 87,6 yang juga diukur melalui survei ini” ungkap Hasanuddin Ali.

Dengan metode multi-stage random sampling dan melibatkan 1.201 responden berusia 17 tahun ke atas, popularitas Jokowi dan Prabowo Subianto di Banten juga meninggalkan tokoh lain. Pada aspek popularitas, Hasil survei menunjukkan popularitas Joko Widodo mencapai 95,8 persen, dengan top of mind 53,8 persen. Sedangkan, popularitas Prabowo Subianto sebesar 94,3 persen dan top of mind 33,3 persen.

“Pemilihan kedua tokoh ini memang tepat, karena keduanya memiliki popularitas kandidat calon Presiden yang tidak dapat ditandingi oleh tokoh lain baik di Banten dan juga daerah lain” kata Hasanuddin Ali.

Simulasi terbuka di Banten, elektabilitas Joko Widodo (56 persen) diikuti Prabowo (28,7 persen) masih lebih unggul dibanding nama tokoh lain. Kemudian pada simulasi head-to-head, Jokowi unggul dengan elektabilitas sebesar 58,5 persen dan Prabowo (29,5 persen) dan yang belum memutuskan (12 persen). Dengan hasil survei ini, Hasanuddin mengatakan, elektabiitas Jokowi meningkat cukup pesat dibandingkan Prabowo. Dengan demikian diprediksi selisih elektabilitas kedua tokoh di Banten tidak sebesar Pilpres 2014.

"Elektabilitas Joko Widodo yang meningkat cukup pesat ini, menunjukkan apresiasi masyarakat Banten dimana kepuasan publik masyarakat Banten terhadap kepemimpinan Jokowi – JK mencapai 86,2. Sehingga ini menjadi modal bagi Jokowi meningkatkan elektabilitasnya di Banten pada Pilpres 2019," paparnya. [bsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita