Penganut NU Khittah Nahdliyyah Imbau Ma'ruf Amin Mundur dari Rais Aam

Penganut NU Khittah Nahdliyyah Imbau Ma'ruf Amin Mundur dari Rais Aam

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin ditunjuk cawapres pendamping Jokowi, mendapat atensi dari Pengurus Besar Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyyah (PB PPKN). Organisasi pemerhati NU ini mengimbau Kiai Ma'ruf segera menyerahkan jabatannya.

Ketua Dewan Penasehat PB PPKN, H Choirul Anam mengatakan Kiai Ma'ruf Amin merupakan tokoh ulama yang paling paham dan mengerti bagaimana AD/ART NU. Untuk itu, dirinya mengimbau agar Kiai Ma'ruf segera menyerahkan jabatan Rais Aam kepada Wakil Rais Aam, juga bisa memanggil musyawarah ulama NU untuk mengisi jabatan Rais Aam sesuai aturan yang ada.

"Kami berharap pengganti Rais Aam adalah kiai yang memiliki daya juang dan bisa menyelamatkan NU serta bisa menjadi penyambung suara langit," kata Cak Anam di Surabaya, Minggu (12/8/2018).

Menurut Cak Anam, langkah ini perlu demi menjaga ketenangan dan keutuhan nahdliyin, serta terjaganya orisinalitas wasiat para ulama sepuh yang telah berjuang keras membawa NU kembali ke khittah 1926.

Tak hanya itu, Cak Anam mengatakan dari sisi tata-nilai dan qonun asasi, Rais Aam adalah jabatan tertinggi di lingkungan NU. Yang sekaligus amanah yang harus ditunaikan dalam masa khidmat tertentu.

Namun faktanya, Kiai Ma'ruf telah melibatkan diri dalam jabatan politik praktis yang membelah pandangan nahdliyin menjadi dua. Misalnya kelompok pertama menganggapnya sebagai berkah dan nikmat yang patut disyukuri, namun di sisi lain ada pula yang menerima sebagai musibah yang mengancam terpecahnya ukhwah nahdliyah.

Saran Cak Anam, sebaiknya Kiai Ma'ruf tidak perlu mengajak atau menganjurkan warga NU dalam menentukan pilihan politiknya kepada beberapa partai politik. Karena hal ini akan menimbulkan kesan yang kurang baik.

"Ajakan Kiai Ma'ruf itu akan menimbulkan goncangan dan kesan kurang baik. Bahkan, bisa jadi, Kiai Ma'ruf akan distigma tidak amanah dalam membawa misi pendahulunya, terutama para muassis NU," tegas mantan ketua PW GP Ansor Jatim ini. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita