Oknum Banser yang Teriak "Islam Ta*" Minta Maaf ke FPI

Oknum Banser yang Teriak "Islam Ta*" Minta Maaf ke FPI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mediasi yang digelar Polrestabes Surabaya dengan menghadirkan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Surabaya dan Front Pembela Islam (FPI) Jatim berakhir.

Fokus permasalahan yang dibahas adalah dugaan intimidasi yang dilakukan oknum Banser terhadap massa #2019GantiPresiden beberapa waktu lalu.

Mediasi itu membahas, persoalan statemen salah satu oknum Banser bernama Farid, yang diduga melakukan tindak intimidasi kepada massa #2019GantiPresiden.

Peristiwa itu terjadi di halaman Masjid Kemayoran Surabaya, Minggu, 26 Agustus 2018, lalu.

Peristiwa itu ternyata terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial. Dalam video itu terlihat Farid dengan mengenakan seragam Banser, keras berteriak-teriak menggunakan kata-kata tak pantas kepada massa yang juga anggota FPI. "Islam tai iku!" teriaknya.

Menghindari polemik dan konflik berkepanjangan akibat hal itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan melakukan mediasi dengan memanggil Farid, dan mempertemukan dengan FPI.

"Farid yang melakukan kesalahan dan kekhilafan sudah secara ikhlas minta maaf mengakui apa yg dilakukan telah diperbuatnya satu kekhilafan, kesalahan, menyinggung perasaan orang lain," kata Rudi, ditemui usai mediasi, Rabu, 29 Agustus 2018.

Rudi mengatakan, Farid juga berjanji tidak akan mengulangi tindakannya lagi. Kesepakatan damai antara Ansor dan FPI pun ditandai dengan penandatanganan surat perjanjian antara kedua belah pihak.


Menanggapi permintaan maaf Farid, Sekretaris FPI Jatim, Muhammad Khoiruddin mengatakan pihaknya sudah menerima dan menganggap permasalahan itu telah terselesaikan, tak ada upaya hukum yang dilakukan

"Sudah tidak ada masalah, kesepakatan bersama jaga Surabaya, kita tidak ada upaya hukum. Secara tertulis minta maaf dan secara tertulis pula memaafkan," kata Khoiruddin.

Hal senada juga dikatakan Ketua GP Ansor Surabaya, Farid Afif, bahwa permasalahan yang salah satu anggotanya itu kini sudah menemui titik terang.

Afif yang juga selaku Panglima Banser Surabaya mengaku tidak ada komando kepada anggotanya untuk melakukan penolakan terhadap deklarasi #2019GantiPresiden.

"Banser yang turun kemarin non komando. Kami sebagai pimpinan masih menggali fakta, terkait banser yang turun itu ada yang menggerakkan atau berdasarkan nurani mereka," ujar dia. [ngopibareng]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita