Menko Darmin: Defisit transaksi berjalan sudah lampu kuning

Menko Darmin: Defisit transaksi berjalan sudah lampu kuning

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) sebesar 3 persen menjadi kekhawatiran bagi pemerintah dan Bank Indonesia. Sebab, angka itu menurutnya membengkak bila dibandingkan pada akhir 2017.

"Tadinya akhir tahun lalu CAD kita rendah, kalau enggak salah cuma 2,2 persen dari GDP. Tiba-tiba sekarang dia melejit di atas 2,5 persen. Dan memang kalau dia sudah 3 persen atau lebih, itu selalu sudah harus mulai menganggap itu lampu kuning, kalau sudah 3 persen," ungkap Darmin saat ditemui di Jakarta, Rabu (22/8).

Darmin mengungkapkan, sebetulnya tren transaksi berjalan sendiri sejak orde baru memang selalu mengalami defisit. Akan tetapi, defisit tersebut tidak besar seperti saat ini.

"Kita tadinya enggak besar sampai tahun lalu. Tahu-tahu awal tahun ini membesar. Nah itu yang kemudian membuat kita harus melakukan persiapan-persiapan perubahan-perubahan supaya kemudian itu tidak mengganggu kita," jelas Darmin.

Untuk itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi transaksi berjalan agar tidak terus-terusan mengalami kekhawatiran. Salah satu upayanya adalah dengan perluasan penerapan bauran minyak sawit (biofuel) dalam bahan bakar solar sebanyak 20 persen (B20).

Selain itu, kebijakan lainnya adalah di bidang pertambangan dan energi seperti penambahan kuota produksi batu bara mencapai 100 juta ton untuk mendorong ekspor dan menghidupkan kembali kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) untuk mengurangi impor petrokimia RI.

"Nah jadi dengan itu. Ditambah dengan kebijakan secara umum dibidang pariwisata atau perindustrian, pertanian, pertambangan, rasanya dalam beberapa bulan ke depan kita bisa untuk membuat transaksi berjalan kita defisitnya tidak terlalu berat kira-kira begitu," tandasnya.

Diketahui, Bank Indonesia (BI) merilis defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2018 sebesar USD 8 miliar. Jumlah tersebut meningkat menjadi 3 persen dari kuartal I-2018 yang tercatat hanya sebesar USD 5,7 miliar atau 2,2 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Sejalan dengan peningkatan ekonomi bisnis pertumbuhan PDB defisit transaksi berjalan kuartal II mengalami kenaikan sebesar USD 3 miliar atau naik 3 persen. Ini lebih tinggi dari defisit transaksi berjalan triwulan I," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Bank Indonesia (BI), Yati Kurniati, saat ditemui di Gedung BI, Jakarta.

Yati mengungkapkan, peningkatan CAD tersebut dipengaruhi terhadap penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas. Penurunan tersebut terutama disebabkan naiknya impor bahan baku dan barang modal, sebagai dampak dari kegiatan produksi dan investasi yang terus meningkat di tengah ekspor nonmigas yang turun. [mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita