Jokowi Gandeng Maruf Amin, Untung Atau Buntung?

Jokowi Gandeng Maruf Amin, Untung Atau Buntung?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Drama koalisi usai sudah. Kini Pilpres 2019 memasuki babak pendaftaran bakal calon Presiden dan wakil presiden.

Kejutan datang dari kedua kubu, khususnya posisi cawapres. Satu sisi, Jokowi mengumumkan ke khalayak bahwa dirinya memilih Maruf Amin ketimbang Mahfud MD yang sudah pede (percaya diri) akan bergandengan dengan calon petahana ini. 

Di sisi lain, Prabowo dengan kongsinya yakni PAN dan PKS mengusung Sandiaga Salahudin Uno untuk cawapres 08, sebutan Prabowo.

Lantas siapa yang bisa meraup elektoral di Pilpres 2019 mendatang?

Jokowi diprediksi sejumlah pihak akan meraih konsistensi suara cukup signifikan di hajatan pesta demokrasi memilih pemimpin Indonesia. 

Tetapi, dengan mengusung Kiai Maruf Amin, sebagian pihak menilai sosok Ketua MUI ini belum dapat mendongkrak raihan suara petahana.

“Ini menunjukkan bahwa kepentingan bendera parpol lebih diutamakan. Bukan memilih calon wapres dengan dasar melengkapi presiden nantinya dalam mengatasi permasalahan bangsa di depan mata, satu di antaranya masalah ekonomi,” kata Aktivis Andrianto saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/8). 

Andri menambahkan, koalisi seharusnya berfokus pada kepentingan dan aspirasi rakyat. Jangan semata mata untuk berbagi kekuasaan dan jabatan. 

“Ada stagnan dalam proses demokrasi nanti karena fokusnya pada siapa yang nanti bakal jadi (kekuasaan),” tukasnya.

Dan analisa lain pun muncul, Maruf Amin ini dibutuhkan Jokowi untuk menangkis serangan soal dia ‘anti Islam’. 

Pun juga Jokowi ingin mencitrakan dirinya cinta kepada ulama guna menkontraditifkan isu terhadap dia beberapa waktu lalu.

“Intinya Jokowi rangkul kalangan tokoh Islam,” tutur pakar komunikasi politik Unair, Suko Widodo, beberapa waktu laku.

Maruf Amin sendiri diketahui sebagai pemberi fatwa penistaan agama terhadap  mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebabkan pelbagai aksi massa yang puncaknya dikenal dengan aksi 212.

Pasca deklarasi Jokowi bergandeng dengan Rais Am PBNU ini, lini masa media sosial diramaikan dengan jejak digital ketika ia memberikan fatwa tersebut.

“Mungkin ini perlu dipikirkan kembali oleh Pak Jokowi, apakah nanti Ahoker akan kecewa dengan mengusung Maruf Amin. Kalau bikin kecewa maka bisa jadi bumerang penurunan elektoral nantinya,” tutup Suko. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita