Jokowi Akui Defisit Jadi Problem Ekonomi Terbesar

Jokowi Akui Defisit Jadi Problem Ekonomi Terbesar

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden Joko Widodo optimis bahwa defisit transaksi berjalan bisa diselesaikan dalam setahun ke depan.

"Saya kira kita bisa menyelesaikan, saya yakin dalam setahun bisa kita selesaikan," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan pengurus dan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka Jakarta, Senin (27/8/2018).

Jokowi menyebutkan, problem terbesar perekonomian Indonesia, saat ini, masih terkait neraca transaksi berjalan yang defisit.

"Ini defisit yang lama sekali tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus ke sana, terutama di neraca perdagangan dan kedua di keseimbangan primer," kata mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi menyebutkan, saat ini, belum banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi defisit transaksi berjalan. "Misalnya, kemarin kami hitung untuk penggunaan B20 atau biodiesel, itu kalau bisa berjalan karena harga BBM naik, kita dapat 6 miliar dolar AS dan dari volume naik dapat 5 miliar dolar AS, dari satu hal ini saja kita sudah dapat 11 miliar dolar AS, hal seperti ini yang tidak pernah kita hitung secara detil," papar Jokowi.

Demikian juga dengan sektor pariwisata. Begitu ada konsentrasi ke pariwisata, nyatanya pada akhir 2018, kunjungan 17 juta wisman bisa dicapai. "Thailand bisa 34 juta, saya kira kita bisa samai Thailand, paling tidak produk harus lebih detil, kemasan diperbaiki, ini pekerjaan kita bersama baik di Kadin daerah maupun pusat," kata Jokowi.

Menurut dia, masih banyak yang harus diperbaiki tetapi intinya pemerintah ingin tidak melulu konsentrasi pada pertumbuhan ekonomi tapi juga pada kualitas pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Jokowi mengatakan, ketidakpastian perekomian dunia, cenderung membesar. Kalau dulu orang takut pada perang dagang AS-China, sekarang masalahnya bertambah dengan memburuknya perekonomian Turki.

"Saya tidak tahu akan ada ketidakpastian apa lagi, saya kira perekonomian dunia semakin tidak menentu dan terakhir ketika saya ketemu Presiden Bank Dunia, Kim, saya tanya bagaimana kira kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun perekonomian global," katanya.

Bank Dunia secara umum tidak punya saran dan sulit diprediksi. "Ya artinya menurut saya, internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Presiden Jokowi.

Jokowi yang didampingi Mensesneg Pratikno, tampak menerima sejumlah pengusaha. Diantarnya Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, Garibaldi Thohir (Adaro), Anindya N Bakrie (Bakrie Group), Muki Hamami (Trakindo Utama), Martin Hartono (PT Djarum), Anthony Pradiptya (Plug and play), Axton Salim (Salim Group) dan Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya).[inc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita