Hariman Siregar: Pemerintah Hanya Enak Dalam Kata-kata

Hariman Siregar: Pemerintah Hanya Enak Dalam Kata-kata

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Aktivis Malapetaka 17 Januaari 1974 (Malari) Hariman Siregar menyampaikan pandangan kritis tentang perekonomian Indonesia masa kini.

Pandangan tersebut mengemuka dalam diskusi Ngopi Ngerumpi bertajuk "Rakyat Miskin, Negara Terancam Bangkrut, Konsolidasi, Kita Bisa Apa?" di Kantor ILEW, Jalan Veteran I Nomor 33, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).

Diskusi yang dihadiri aktivis pergerakan tersebut membahas problematika perekonomian bangsa. Hariman menyampaikan pandangannya dari mulai persoalan manufaktur hingga polemik pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

Dalam pandangan Hariman, persoalan manufaktur tak bisa dilihat sebelah mata. Sebab, menurut dia, hingga kini Indonesia belum memiliki keunggulan manufaktur.

Terkait hal itu, problema perekonomian masih berkutat dan tak berjauhan dari persoalan regulasi.

"Masih banyak perizinan dan prosedur yang melemahkan ekspor," tegas Hariman.

Saat bersamaan, lanjut dia, problematika tersebut diperparah oleh satunya kata dan perbuatan. Dalam fungsinya sebagai regulator, pemerintah seringkali tak mampu dalam tataran eksekusi.

"Pemerintah hanya enak dalam kata-kata, (tapi) tidak enak dalam implementasi," ujar Hariman.

Terkait keuangan, Hariman menyorot masalah pelemahan nilai tukar rupiah. Bukan mustahil, kata dia, pelemahan tersebut akan memicu krisis ekonomi jika disparitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin besar.

"Yang ditakutkan saat ini adalah kalau nanti dolar pecah ke 17 ribu atau 16 ribu. Pasti orang-orang narik uang," kata dia.

Menurut Hariman, saat ini yang diperlukan kepemimpinan yang mampu menyelamatkan rakyat dari jerat problema perekonomian. Tentunya, lanjut dia, kepemimpinan tersebut jauh dari segala bentuk oligarki.

"Dibutuhkan orang baik, tetap yang tidak membikin rakyat susah," ujar dia. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita