Golkar Bunker Koruptor ?????

Golkar Bunker Koruptor ?????

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Oleh Ariady Achmad

Partai Golkar bukan bunker untuk melindungi koruptor. Itu jelas, pasti, dan tak terbantahkan.Apa pula kepentingan Golkar melindungi koruptor.
Penegasan ini perlu dan wajib saya sampaikan. Ini berkaitan dengan kembali disorotnya Partai Golkar karena perilaku korup beberapa elitenya.

Belum reda polemik keterlibatan Setya Novanto dalam mega korupsi proyek pengadaan e-KTP, kini muncul dugaan keterlibatan Eni Maulani Saragih dan Idrus Marham dalam korupsi proyek PLTU Riau-1.

Mau tidak mau, suka tidak suka, nama baik Golkar kembali dipertaruhkan kala elite-elite korup itu menghiasi pemberitaan media massa. Dalam pandangan saya, nama baik Golkar akan tetap kokoh selama kritis dan obyektif menyikapi perilaku korup segelintir elitenya. Hanya dengan cara itulah, Golkar akan mampu menjaga perannya sebagai partai politik.

Sebagai partai politik, Golkar merupakan pendorong kekuatan civil sociaty yang berorientasi kepada penegakkan demokrasi dan bersih dari prilaku koruptif. Oleh karenanya, partai beringin ini harus menjaga marwah, norma dan fatsun politik, yang bersih dan membersihkan.

Sebagai kekuatan civil sociaty, Golkar wajib menjaga moralitas dan 'kebersihan' kader, serta para elitenya. Tak boleh lagi ada elite yg dengan pengaruh dan kebesaran partai mengambil 'sesuatu' yg bukan haknya. Ini tak boleh dibiarkan atau dianggap sebagai 'kekhwilafan' semata. Menurut saya, niat dan tindakan korup bukan kekhilafan, tapi kejahatan. Dan sungguh, perilaku tersebut sangat tidak bisa dimaafkan.

Partai Golkar sebagai salah satu partai tua di Indonesia, seharusnya sudah selesai dalam urusan integritas keder dan elite. Namun toh, jika ternyata urusan. Itu belum selesai, tidak perlu malu untuk menegakkan kepala dan berkomitmen untuk secepat-cepatnya menuntaskan problema integritas kader. Dan menurut saya, integritas paling hakiki adalah keberanian kader dan para elite partai menjauh segala bentuk perilaku korup.

Ingat, delapan bulan lagi Golkar akan masuk dalam pemilu, yang beda dari pemilu sebelumnya. Pada April 2019, Indonesia akan menggelar pemilu dan pilpres secara bersamaan. Tampil dalam panggung baru tersebut, tentu membutuhkan strategi yang berbeda dengan panggung lama.Namun, saya haqul yakin, apapun strategi itu, tetap tak bisa meniggalkan yang namanya integritas.

Kenapa? karena lewat integritas lah nama baik sebuah partai dibangun. Dan bobot integtitas, salah satunya ditentukan oleh bersih-tidaknya partai dari perilaku korup para elite. [tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita