Gerindra: Pemimpin Jahat Itu Ingkar Janji

Gerindra: Pemimpin Jahat Itu Ingkar Janji

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud Md meminta tak ada pemilih golput pada Pilpres 2019 agar orang jahat tak jadi pemimpin. Gerindra menyebut pemimpin jahat adalah orang yang tak bisa menjalankan amanah rakyat.

"Pemimpin jahat itu adalah definisi pemimpin yang berjanji kepada rakyat tapi tidak menepati janjinya. Kan itu pemimpin yang jahat kan," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade saat dihubungi, Senin (20/8/2018).

Tafsir di atas ditegaskan Andre merupakan pendapat pribadi. Pemimpin jahat, menurut Andre, adalah pemimpin yang tak tepat janji.

"Pemimpin jahat itu ingkar janji," cetusnya.

Meski saat ini Mahfud berada di kubu Jokowi secara kenegaraan, Andre tak merasa Mahfud sedang menyerang pasangan Prabowo-Sandi. Bagi Andre, dua calon pemimpin jagoan Gerindra-PD-PAN-PKS itu jauh dari sifat jahat.

Prabowo-Sandi, kata Andre, punya niat baik untuk bangsa. Fokus seperti memperbaiki ekonomi yang menurut Gerindra terpuruk, menciptakan lapangan pekerjaan, serta memastikan harga-harga kebutuhan bahan pokok bisa terjangkau dan stabil jadi fokus.

"Soal siapa yang pemimpin jahat versi Pak Mahfud, silakan ditanyakan ke Pak Mahfud. Tapi yang pasti kalau Prabowo dan Sandi tidaklah termasuk pemimpin jahat karena Prabowo dan Sandi tidak punya niat menipu rakyat," ucap Andre.

Pernyataan Mahfud soal calon pemimpin jahat diutarakan dalam pembekalan bacaleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mahfud meminta tak ada yang tak menggunakan suara di pilpres agar orang jahat tak terpilih.

"Kita memilih ini bukan untuk memilih yang bagus betul, tapi menghindari orang jahat untuk pimpin negara," sebut Mahfud. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita