Demokrat Desak Jokowi Minta Maaf soal Arahan 'Berani Jika Diajak Berantem'

Demokrat Desak Jokowi Minta Maaf soal Arahan 'Berani Jika Diajak Berantem'

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Partai Demokrat (PD) menyayangkan pernyataan 'berani jika diajak berantem' yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada relawannya. PD meminta Jokowi tidak berlaku seperti provokator.

"Sungguh sangat disayangkan dan sangat tidak patut, juga tidak etis karena apapun alasannya, Presiden tidak boleh sebagai provokator yang memberikan semangat kekerasan bagi sesama anak bangsa," ujar Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum PD Ferdinand Hutahaean melalui pesan singkat, Minggu (5/8/2018).

Terlepas dari apa pun alasannya, PD menilai pernyataan Jokowi tidak patut. PD menyarankan DPR memanggil Jokowi soal arahannya itu.

"Sungguh ini tak layak, tak patut dan tidak etis. Saya pikir DPR harus memanggil presiden dan menegurnya karena ini bibit perang saudara," cetusnya.

Selain itu, Jokowi didesak menarik kata-katanya. "Presiden juga harus menarik kata-katanya, minta maaf salah diksi dan menganjurkan persaudaraan bukan perpecahan. Presiden kok menganjurkan perkelahian? Ini salah dan harus ditegur," jelas Ferdinand.

Sebelumnya diberitakan, arahan itu disampaikan Jokowi saat Rapat Umum Relawan Jokowi di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8). Jokowi awalnya meminta relawan untuk bersatu, militan, dan kerja keras.

Saat acara, wartawan diminta keluar di tengah-tengah pidato Jokowi. Namun, video potongan pidato Jokowi itu kemudian beredar luas di media sosial yaitu saat Jokowi meminta relawan berani jika diajak berantem.

Ketua Umum PROJO, Budi Arie Setiadi menegaskan arahan Jokowi itu bukan berarti memerintahkan relawannya untuk berkelahi. Budi Arie lalu memberi versi lain dari potongan arahan Jokowi tersebut. Berikut penggalannya:

Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani. [detik]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita