Zohri Menangis (Lagi) Kala Ditanya soal Renovasi Rumah

Zohri Menangis (Lagi) Kala Ditanya soal Renovasi Rumah

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sesi tanya jawab dalam seremoni penyambutan Lalu Muhammad Zohri menyajikan sebuah momen emosional. Juara dunia nomor 100 meter putra U-20 itu terisak kala ditanya soal rumah.

Ya, saat salah seorang jurnalis bertanya mengapa Zohri tak ingin rumahnya direnovasi besar-besaran, atlet asal Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara, itu hanya menjawab singkat.

"Sebetulnya, saya masih mengenang bagaimana (kehidupan) saya dulu," ungkap Zohri di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (17/7/2018) malam WIB.

Kemudian, ia terdiam sesaat. Dengan gurat sendu di wajahnya, Zohri tak bisa lagi melanjutkan perkataannya. Lantas, tangisnya pun pecah. Sambil terbata-bata, siswa kelas 3 SMA itu mengaku tak ingin rumahnya diubah berlebihan karena ingin memori akan sosok ayah dan ibunya yang telah meninggal dunia tak ikut hilang.

"Saya cuma bisa mengenang dulu, saat orang tua masih hidup," katanya.

Awak media dan segelintir masyarakat yang tersedot ke kerumunan di Terminal 3 itu pun ikut menyuarakan dukungan semangat kepada Zohri. Saat itu, anekdot lugu dan polos benar-benar ditunjukkan Zohri.

Bertandang jauh ke Finlandia dalam World U-20 Championships juga semata-mata dilakoni Zohri demi mengejar prestasi. Hasilnya, ia mengemas waktu 10,18 detik dan finis tercepat mengalahkan dua andalan Amerika Serikat dengan selisih 0,04 detik.


"Saya tidak menyangka bisa jadi juara dunia. Di semifinal saya waktunya hanya terbaik keempat, tapi karena percaya diri dan percaya Tuhan bisa bantu akhirnya saya fokus ke garis finis saja," lanjut Zohri.

Sprinter kelahiran 1 Juli 2000 itu lantas menyinggung selebrasinya di Ratina Stadium, Kota Tampere, tempat turnamen dihelat. Saat namanya tercantum di peringkat teratas alias juara, ia pun langsung bersujud.

"Sebelum lihat hasil (di layar), saya tidak menyangka juara. Tetapi karena Tuhan berikan yang terbaik, semenjak lihat nama saya pertama, saya langsung sujud syukur," tuturnya.

Sementara, kala ditanya soal polemik bendera Merah-Putih di stadion, Zohri enggan membicarakan lebih jauh. Menurutnya, ia hanya fokus memberikan yang terbaik bagi bangsa.


Dalam seremoni penyambutan, Zohri disambut meriah oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Selain status sebagai juara dunia U-20, ia pun kini bukan pemuda biasa.

Oleh Kemenpora, ia mendapat penghargaan sebagai Pemuda Hebat dan diganjar bonus Rp250 juta. Tak hanya itu, torehan emasnya ikut bertambah. Selain pulang dengan medali emas, Zohri mendapat tambahan koleksi tabungan emas 1 kg yang diberikan PT Pegadaian (Persero).

Selain soal rumah, tangisan saat Zohri dipertemukan dengan kedua kakaknya di seremoni awal merupakan momen emosional pertama. Kehadiran sang kakak memang dirahasiakan mengingat Zohri tak diberi jatah pulang kampung karena Asian Games 2018 sudah di depan mata.

Di multievent se-Asia itu, Zohri didaftarkan di nomor 100 meter putra dan estafet 4x100 putra. Namun, nomor 100 meter yang mengantarkan prestasi emas di Finlandia itu bukan lagi target utama Zohri mengingat atlet senior Qatar dan China punya catatan waktu di bawah 10 detik. [kumparan]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita