Status Jokowi sebagai petugas partai buat rumit tentukan Cawapres

Status Jokowi sebagai petugas partai buat rumit tentukan Cawapres

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menilai, calon presiden petahana Joko Widodo lebih memiliki posisi kuat dalam menentukan calon wakil presidennya dibandingkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebab, mantan Gubernur Jakarta itu memiliki nilai tawar lebih tinggi karena tanpa partai berlambang banteng itu pun dia sudah cukup mengantongi tiket pilpres.

Adjie mengatakan, Jokowi saat ini di posisi cukup sulit lantaran elektabilitasnya harus didongkrak oleh Cawapresnya. Sebagai petahana posisi belum aman karena tidak melampaui angka 50 persen.

"Poin pertama faktor elektoral membuat situasi siapa cawapres Jokowi makin rumit. Kemudian kedua posisi pak Jokowi yang tanda kutip sebagai petugas partai. Secara psikologis itu akan menjadi suatu perdebatan dan diskusi yang cukup alot di internal PDIP. Karena tentunya sebagai petugas partai, frame berpikir partai atau Ketum partai adalah petugas partai mengikuti keputusan partai," kata Adjie di kantornya, kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7).

Jokowi, menurut Adjie, dalam posisi diuntungkan karena memiliki partai pendukung yang cukup besar. Dia melihat saat ini nama Cawapres tak kunjung keluar karena masih belum satu suara.

"Tapi di sisi lain kita lihat, Jokowi diuntungkan dengan beberapa partai yang telah secara resmi mendeklarasikan dukungan ke Pak Jokowi. Misalnya Golkar, Hanura, PPP dan lainnya, yang kemudian membuat pak Jokowi tidak terlalu khawatir tak dapat tiket di 2019. Oleh karena itu, mengapa sampai saat ini nama cawapres belum muncul, salah satu faktornya perdebatan-perdebatan di internal koalisi pak Jokowi," kata Adjie.

Adjie menambahkan, PDIP pun tidak bisa memaksakan kader internalnya untuk menjadi cawapres dengan posisi Jokowi demikian.

"Kalau kita lihat dari sisi bergaining, saat ini PDIP tidak punya pilihan yang banyak ya untuk memaksakan internal dari PDIP. Karena tadi tiket sudah diraih Jokowi, tanpa PDIP Jokowi bisa maju sebagai capres," imbuhnya.

PDIP juga tidak memiliki tokoh yang mampu membantu Jokowi secara elektoral. Nama yang mencuat seperti Puan Maharani dan Budi Gunawan dinilai masih kurang.

"Kedua kita lihat dari PDIP tidak ada nama yang cukup kuat dan bisa membantu Pak Jokowi baik secara elektoral maupun meningkatkan kapasitas pemerintahan, dari nama yang muncul saat ini Puan atau Budi Gunawan adalah nama yang sebetulnya tidak populer di publik dan secara kualitatif tidak kuat meningkatkan kualitas pemerintahan. Jadi posisi Pak Jokowi lebih kuat dibandingkan posisi Megawati ya untuk menentukan siapa cawapres Pak Jokowi," pungkas Adjie.[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita