Soal Cawapres, Wasekjen PKS: Kami Yakin Prabowo Ksatria

Soal Cawapres, Wasekjen PKS: Kami Yakin Prabowo Ksatria

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS Abdul Hakim mengatakan, partainya tidak memikirkan kemungkinan koalisi dengan Gerindra batal terwujud. Sebab, selama beberapa tahun belakang, PKS dan Gerindra memiliki komitmen yang baik. Kedua partai juga diklaim memiliki visi yang sama menuju pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Hakim mengatakan, langkah koalisi PKS dengan Gerindra tinggal sebatas pemantapan saja untuk koalisi pilpres 2019. Komitmen ini merupakan kelanjutan dari koalisi di Pilkada Jawa Barat, di mana PKS mendukung pasangan Sudrajat-Syaikhu yang diusung Gerindra. "Jadi, dua kontestasi ini satu paket, koalisi permanen," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (17/7).

Hakim mengungkapkan, PKS akan menagih komitmen dari Gerindra, untuk menjadikan salah satu kadernya sebagai calon wakil presiden (cawapres). Hakim menjelaskan, komitmen ini sudah disampaikan sejak jauh hari dan telah mendapat persetujuan di tingkat internal PKS. Hakim optimistis, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto akan memenuhi komitmen tersebut. Terlebih, PKS telah setia menunjukkan komitmennya terhadap Gerindra sejak pilpres 2014 sampai saat ini.

"Kami yakin, Pak Prabowo itu ksatria. Beliau akan penuhi komitmen," ucapnya.

Sejak Februari, PKS telah mengajukan sembilan nama kadernya untuk ditunjuk sebagai capres atau cawapres ke Prabowo. Tapi, sampai saat ini, Gerindra belum membuat keputusan. Hakin mengklaim, pihaknya tengah mengerecutkan calon menjadi satu orang yang akan disetujui semua pihak terkait.

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, Ahmad Heryawan (Aher) merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) paling ideal untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres), mendampingi Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Aher telah membuktikan kemampuannya dalam memimpin Provinsi Jawa Barat selama dua periode.

Emrus juga melihat, pembangunan di Jawa Barat sudah dilakukan dengan baik. Meski sempat tidak diperhitungkan pada awal pencalonannya, Aher dapat membuktikan popularitasnya pada pemilihan di periode kedua. "Artinya, respon publik terhadap Aher pada periode kedua bagus, tingkat kepuasan mereka meningkat," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (16/7).

Selain itu, lumbung suara terbesar Indonesia yang berada di Jawa Barat akan memberikan pengaruh besar pada elektabilitas Prabowo kelak. Sejauh ini, diketahui bahwa Prabowo masih mempunyai elektabilitas lebih rendah dibandingkan calon presiden (capres) pejawat, Joko Widodo (Jokowi). Berpasangan dengan Aher diprediksi mampu menunjang nama Aher dalam kontestasi.

Alasan berikutnya, Aher adalah kader dari PKS, partai yang selama ini sudah menunjukkan kesetiaan dan komitmennya terhadap Gerindra. Terlebih, Aher merupakan tokoh militan yang setia di PKS. "Beliau juga memajukan PKS dengan segala karyanya. Sejatinya, PKS mengedepankan Aher dibanding mengusung Anies Baswedan," ucap Emrus.

Sebelumnya Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan, partainya tidak akan mengecewakan partai koalisi yakni PKS dan PAN dalam mencari cawapres Prabowo. Riza menilai, keinginan parpol-parpol menyodorkan nama-nama tokoh untuk menjadi cawapres Prabowo, adalah sesuatu yang sangat baik. Sehingga wajar menurutnya, saat 2019 PKS ingin cawapres Prabowo dari kader terbaiknya. [rol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita