Sekjen PAN Tanggapi soal Rekomendasi Capres Cawapres yang Diusulkan Ijtima GNPF Ulama

Sekjen PAN Tanggapi soal Rekomendasi Capres Cawapres yang Diusulkan Ijtima GNPF Ulama

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) telah memberikan rekomendasi terkait nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden( cawapres).

Nama Prabowo Subianto pun muncul sebagai capres, sedangkan di posisi cawapres terdapat nama Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri.

Menanggapi hal itu, PAN yang merupakan partai calon partner koalisi Gerindra, memberikan suara melalui sekretaris jendral (sekjen) Eddy Soeparno.

Melalui Twitter-nya, @eddy_soeparno, dirinya mewakili PAN menghargai dan meghormati apa yang menjadi rekomendasi dalam ijtima ulama itu.

Namun, Eddy menyebutkan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.

Satu di antaranya adalah nama yang keluar itu harus dibicarakan secara internal partai dan partner koalisi.

"PAN tetap menghargai dan menghormati rekomendasi Ijtima ulama. Namun soal siapa yang akan diusung sebagai capres-cawapres masih harus dibicarakan secara internal partai dan partner koalisi.

Selain itu faktor keterpilihan juga harus dipertimbangkan. Sebab dalam kontestasi seperti pilpres faktor pemilih harus menjadi pertimbangan utama.

PAN @Official_PAN masih akan terus menjalin komunikasi dengan calon partner koalisi dan kalangan ulama untuk mencari calon terbaik yang bisa menyaingi dan berpeluang mengalahkan incumbent," tulis Eddy Soeparno.

Kicauan Eddy Soeparno

Sementara itu, diberitakan sebelumnya dari Tribunnews, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan sangat menghormati keputusan para ulama yang tergabung dalam GNPF Ulama yang telah merekomendasikannya sebagai calon presiden.

Prabowo mengaku mendengar langsung rekomendasi tersebut dari para pimpinan GNPF yang mendatanginya.

"Siang ini pimpinannnya datang kepada saya menyampaikan hasil Ijtima Ulama tersebut dan saya telah menerima hasil tersebut dan saya sudah menyampaikan ke pimpinan Ijtima bahwa saya merasa sangat dihormati," katanya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, (29/7/2018).

Meskipun demikian Prabowo mengatakan akan mempelajari rekomendasi tersebut.

Rekomendasi tidak bisa disikapi atau diputuskan sendiri olehnya, karena Gerindra merupakan partai politk.

Karena itu, ia akan melakukan rapat bersama jajaran dewan pembina Gerindra untuk membicarakan hasil rekomendasi.

"Karena keputusan yang kita ambil harus keputusan bersama kepempinan yang saya jalani kan di Gerindra sifatnya kolektif karena kita menanggung tanggungjawab yang sangat besar kepada rakyat kita," katanya.

Selain itu, menurutnya rekomendasi tersebut akan dibicarakan dengan partai calon mitra koalisi, yakni PAN dan PKS.

Sehingga komunikasi antar partai terus berjalan dengan intensif dan konsolidasi antar partai semakin kuat.

"Dengan kawan-kawan PAN dan PKS kita terus membangun koalisi alternatif yang bisa memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia itulah demokrasi demokrasi itu untuk membenci tidak untuk menghardik tapi Demokrasi adalah untuk mencari solusi untuk mencari alternatif," ucapnya.

Sebelumnya, forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) telah memutuskan rekomendasi calon presiden dan wakil presiden 2019.

Dalam forum yang digelar sejak Jumat lalu tersebut GNPF merekomendasikan Parabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Ustaz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.

"Peserta Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional sepakat untuk merekomendasikan Prabowo Subianto-Al Habib Salim Segaf Al-Jufri dan Prabowo Subianto-Ustaz Abdul Somad Batubara sebagai calon presiden dan calon wakil presiden," ujar Ketua Umum GNPF, Yusuf Martak, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Minggu, (29/7/2018).

GNPF menilai selama ini aspirasi umat Islam tidak pernah diakomodir.

Karena itu, ia merekomendasikan ketiga nama tersebut karena dinilai akan mengakomodir umat.

"Keterwakilan umat Islam tidak pernah diakomodir, oleh karena itu dalam Ijtima mengusulkan keduanya karena dinilai memiliki ketokohan sebagai ulama," katanya.

Menurutnya peserta Ijtima sebenarnya menginginkan pimpinan FPI Rizieq shihab sebagai Capres.

Namun karena Rizieq juga telah memilih Mantan danjen Kopassus tersebut sebagai capres, maka Ijtima mengikutinya.

"Ada rekomendasi, ada nama Habib Rizieq, itu betula. Dan sekarang pun bila ditanya di sini memilihnya Habib rizieq. Tapi Habib Rizieq sebagai imam besar memberikan kesempatan pada yang lain," katanya.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita