Rezim Jokowi Tekan TGB Terkait Kasus PT Newmont, Membuatnya ‘Membelot’

Rezim Jokowi Tekan TGB Terkait Kasus PT Newmont, Membuatnya ‘Membelot’

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Banyak yang menyesalkan keputusan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang ‘membelot’ mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden 2 periode.

Tak sedikit pula yang kemudian ‘menyerangnya’ dengan bully-an, cemooh, sampai caci-maki.

Di sisi lain, ada pula yang menilai bahwa ada cara-cara ‘busuk’ yang dipakai agar Gubernur Nusa Tenggara Barat itu berpihak kepada calon petahana.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Global Base Review (GBR) Rusdianto Samawa melalui pesan elektroniknya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (12/7/2018).

‘Kebusukan’ itu tidak lain adalah polemik PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang akhirnya memaksa anggota Majelis Tinggi Demokrat itu berpihak kepada rezim Jokowi.


“Cara-cara tidak lazim Jokowi bersama rezimnya menekan TGB agar menyerah saja dalam konteks kasus saham NNT,” kata Rusdianto.

Menurut pria asal Sumbawa itu, ada pengalaman pahit selama ini bagi politisi.

Yakni kalau saja bulan-bulanan KPK dan penegak hukum lainnya.

Jika sudah demikian, maka dipastikan mereka tidak akan jadi apa-apa.

“Ada banyak contoh kasus seperti itu,” katanya.

Jokowi dan TGB

Demikian halnya dengan putra ulama terbesar di NTB itu yang disebutnya menjadi bulan-bulanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Konon Jokowi sudah bilang ke salah satu anggota DPD asal NTB, pertanyakan persoalan saham,” bebernya.

Sebelumnya TGB juga digadang-gadang menjadi cawapres Prabowo Subianto atau capres alternatif untuk melawan Jokowi.

Namun pasca polemik saham NNT itu membuat marwah TGB seakan menurun di hadapan Jokowi.

“Hal itu nerupakan tanda-tanda TGB diruntuhkan marwahnya. Padahal sebelumnya TGB sudah aman bersama Prabowo,” pungkas Rusdianto Samawa.

Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi membuat heboh dengan menyatakan memberikan dukungannya kepada Jokowi untuk 2 periode kepemimpinan.

Pilihan itu tak hanya membuat gerah umat Islam dan ulama yang tergabung dalam gerakan 212.

Ia juga dipuja dan dipuji serta dielu-elukan oleh kalangan yang dikenal berseberangan dengan Joko Widodo itu.

Ia juga digadang-gadang bakal menjadi pemimpin umat dan direkomendasikan Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) sebagai capres.

Namun, namanya kemudian dicoret usai menyatakan dukungan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu

Tak kalah gerah adalah Partai Demokrat.

Pasalnya, TGB adalah anggota Majelis Tinggi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di sisi lain, partai berlambang bintang mercy itu sampai saat ini belum menentukan sikap dan dukungannya untuk Pilpres 2019.

Terbaru, Demokrat juga lebih dekat ke Prabowo dengan menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ketimbang Jokowi.

Dikabarkan, SBY pun sudah menyiapkan sanksi tegas kepada TGB karena telah mendukung calon petahan itu.

Terburu, tersiar kabar bahwa Gubernur Nusa Tenggara Barat itu sudah bersiap jika memang kemudian ia ditendang oleh SBY.

Isunya, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu bahkan sudah bersiap untuk bergabung dengan Partai Golkar.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita