Ratna Sarumpaet: Evakuasi Korban Danau Toba Dihentikan Bukan karena Alat, tapi tak Adanya Kemauan

Ratna Sarumpaet: Evakuasi Korban Danau Toba Dihentikan Bukan karena Alat, tapi tak Adanya Kemauan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Aktivis sekaligus seniman, Ratna Sarumpaet, angkat bicara ketika diminta menjelaskan cara membawa kapal asing ke Danau Toba untuk membantu evakuasi korban KM Sinar Bangun yang tenggelam.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari postingan akun @RatnaSpaet pada Kamis (5/7/2018).

Awalnya, netizen dengan akun @AgusHerd mengunggah 3 foto kapal asing yang kemungkinan bisa membantu menemukan korban.

Ia pun menanyakan cara membawa kapal tersebut ke perairan Danau Toba kepada sejumlah tokoh, termasuk Ratna Sarumpaet.

"Bagaimanakah membawa kapal ini ke danau toba..? mungkin @Fahrihamzah @fadlizon @RatnaSpaet @saididu @IndraJPiliang punya saran dan jawaban. Kalau tidak ada tolong diam!!! @ezkisuyanto @andi_chairil @kemenhub151 @kemaritiman @budimandjatmiko @jokowi @fadjroeL @BudiKaryaS," tulis akun @AgusHerd.

Menanggapi hal tersebut, Ratna Sarumpaet mengatakan jika evakuasi terhadap korban di Danau Toba dihentikan bukan karena ketidakmampuan mendatangkan alat, tetapi karena tidak adanya kemauan.

Ia pun meminta akun tersebut untuk menanyakan hal itu ke Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia.

"Kau @AgusHerd br dlm tahap perdebatan SH sdh menipu diri. Evakuasi korban D. Toba dihentikan bukan karena ketidak mampuan mendatangkan peralatan. Tapi tak adanya kemauan. Itu y harus kau tanya pada LBP. Kalau tidak mampu mengorek kejujuran LBP, kau pun sebaiknya Diam. @fadlizon,"jawab @RatnaSpaet.

Postingan Ratna Sarumpaet

Diberitakan sebelumnya, sempat terjadi adu mulut antara Ratna Sarumpaet dengan Luhut Binsar Pandjaitan di posko KM Sinar Bangun.

Dikutip TribunMedan, setiba di Posko Tim Pencarian KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (2/7/2018), Luhut langsung menggelar rapat dengan instansi terkait, di antaranya Dinas Perhubungan, Basarnas, TNI dan Kepolisian dan membahas perkembangan evakuasi KM Sinar Bangun hingga perbaikan sistem transportasi di Danau Toba.

Usai mendengar penjelasan dari Tim Gabungan, Luhut pun maju ke hadapan forum untuk memberikan pernyataan.

Saat itulah, Ratna menyela dan terjadi adu mulut dengan Luhut.

"Saya berbicara mewakili keluarga," tutur Ratna, sampai berita ini ditulis belum diketahui keluarga korban siapa yang ia dampingi.

Luhut pun tak mengizinkan Ratna berbicara dalam forum tersebut.

"Aku mendampingi keluarga korban. Anda tidak boleh malarang," kata Ratna, sampai berita ini ditulis belum diketahui keluarga korban siapa yang ia dampingi.

Luhut menjawab, "Saya memang akan bicara langsung dengan mereka. Tidak ada perlu dengan Anda. Kami sedang rapat ini. Saya tidak ada urusan dengan Ratna Sarumpaet."

"Kami warga, beri waktu bicara pak Menteri," celetuk Seorang warga.

"Saya memang datang untuk membahas ini (pencarian 164 korban KM Sinar Bangun, Red.) Nanti bicara dengan kalian." kata Luhut.




Di tengah pertengkarannya dengan Luhut, seorang perempuan tiba-tiba berdiri dan berbicara dengan Ratna.

"Ibu.. Saya lebih paham lagi Danau Toba. Jangan disalahkan pemerintah, masyarakat juga ada salahnya," kata sang perempuan.

"Kamu jangan mau dibayar!" balas Ratna.

"Saya tidak dibayar," jawab perempuan itu lagi.

Setelah situasi semakin memanas, seorang perempuan akhirnya menengahi dan meminta semuanya untuk tenang dan tidak ribut.




Sementara itu, pencarian dan evakuasi terhadap korban KM Sinar Bangun telah dihentikan secara nasional pada Selasa (3/7/2018).

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, untuk memberikan penghormatan, digelar prosesi tabur bunga oleh keluarga korban.

Selain itu, juga dilakukan peletakan batu pertama berisi nama-nama para korban.

Kepala Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan meski awalnya banyak yang tidak terima, akhirnya keputusan penghentian telah disetujui oleh semua pihak, khususnya keluarga korban.

"Kemarin sempat ada perdebatan, tapi lama-lama mereka menyadarinya," ucap Budi.

Apakah seluruh operasi pencarian dan penyelamatan korban akan berhenti total? Dia menjawab tidak.

Secara nasional memang ini menjadi hari terakhir, namun pihak Sumatera Utara tetap akan melakukan operasi rutin yang dilakukan Pol Air dan Lanal.

"Tim organik daerah tetap melakukan pencarian, operasi rutin dan patroli. Kapal-kapal kita tetap bergerak, Sumatera Utara-lah, khususnya Parapat- Danau Toba. Ada kantor kita juga di sini," ungkapnya.

Insiden KM Sinar Bangun tersebut menewaskan 3 orang dan 164 orang dinyatakan hilang.

Sebanyak 21 orang berhasil selamat.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita