Protes Nama Anak Unta, FPI Geruduk Kebun Binatang Surabaya

Protes Nama Anak Unta, FPI Geruduk Kebun Binatang Surabaya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Suasana tegang sempat mewarnai Kebun Binatang Surabaya (KBS), Minggu (1/7) lalu. Sebab, tempat rekreasi keluarga yang ada di Kota Surabaya ini didatangi anggota Front Pembela Islam (FPI) yang ingin memprotes nama anak unta.

Saat itu, anggota FPI menanyakan kebenaran pemberian nama Aminah pada anak Unta Punuk Satu yang dilahirkan 9 Mei lalu. Mereka minta agar pihak KBS tidak mengunakan Aminah untuk penamaan hewan. Sebab nama Siti Aminah adalah nama ibunda Nabi Muhammad SAW.

Wali Laskar FPI Surabaya Agus Fachrudin saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (5/7/2018) membenarkan jika hari Minggu (1/7) sekitar pukul 13.30 WIB, mereka mendatangi KBS untuk melakukan protes.

"Iya kita keberatan soal penamaan nama bayi Unta yang diberi nama Aminah. Itu nama mulia ibunda Nabi Muhammad," kata Agus Fachrudin.

Agus mengatakan usai diklarifikasi, pihak Kebun Binatang Surabaya mengaku jika ada kekeliruan saat pengucapan nama anak Unta saat jumpa pers dengan media.

"Direkturnya salah ngomong. Bahwa namanya yang benar itu Sarinah bukan Aminah," kata Agus Fachrudin.

Setelah pihak KBS mengakui jika salah dalam penyebutan nama, mereka minta pihak Kebun Binatang Surabaya untuk membuat surat pernyataan. FPI Surabaya mengharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Setelah mereka membuat pernyataan. Saya berharap jangan sampai terulang lagi. Saya sarankan kalau ada kelahiran lagi di sana (KBS), jangan pakai nama manusia lagi. Apalagi ini nama wanita mulia junjungan kita Nabi Muhammad. Kalau wanita mulai junjungan kita namanya diberikan untuk hewan itukan tidak etis," ujar Agus Fachrudin.

Usai menerima pernyataan dan permintaan maaf dari pihak KBS, pihak FPI Surabaya memaafkan dan mengimbau kejadian tersebut tidak terulang kembali.

"Kita simpel saja. Kalau mereka minta maaf ya sudah. Dan ternyata benar dari data mereka. Dirutnya memang salah sebut dan jangan sampai hal ini terulang kembali itu," tegas Agus Fachrudin. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita