PA 212: Dukung Jokowi, Bisa Jadi TGB Tersandera Kasus di KPK

PA 212: Dukung Jokowi, Bisa Jadi TGB Tersandera Kasus di KPK

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Juru bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin memastikan, kalau nama TGB Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang akan dicoret dari daftar calon presiden yang direkomendasikan PA 212. Alasan yang sangat mendasar pencoretan TGB adalah karena yang bersangkutan berbalik mendukung Presiden Joko Widodo untuk 2019.

"Bisa kami pastikan akan dicoret, walaupun keputusan resmi ada di ijtima ulama. Kalau pasti atau benar itu pernyataan TGB, harga mati pasti kami coret. Karena mendukung penista agama dan partai penista agama," kata Novel kepada VIVA, Kamis 5 Juli 2018.

Novel menjelaskan, bahwa nama TGB memang masuk dalam lima capres yang direkomendasikan PA 212. Meski sejak awal, ulama sempat tidak yakin karena TGB adalah kader Partai Demokrat yang memiliki jejak hitam yang pernah memenjarakan Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.

"Dalam musyawarah memang masuk dalam rekomendasi dalam 5 capres. Tapi dalam rakornas juga sempat ada keberatan, karena latar belakang partai. Kami ini kan pengurus inti FPI dan dulu jadi korban kebijakan pemerintahan SBY," katanya.

Tapi karena melihat latar belakang TGB sebagai ulama dan gubernur, lalu PA 212 yang menghimpun suara ulama kemudian setuju karena tetap melihat sisi baik yang bersangkutan. Selain itu, nantinya partai pendukung tentu bukan Partai Demokrat.

"Tapi TGB justru ikut abu-abu seperti Partai Demokrat. Dulu Demokrat ikut penjarakan Habib Rizieq. Karena itu, kami dengan gampang akan mencoret TGB. Selain itu, kiprahnya di dunia politik tidak terkait dengan kami," katanya.

Menurut Novel, TGB tidak pernah hadir dalam aksi-aksi yang digelar ulama dan bersilahturahmi dengan ulama. Selain itu, TGB juga tidak pernah bersilahturahmi dengan Habib Rizieq.

"Sejak awal kami sudah ragu, tapi kami tidak kaget dia bisa mendukung Jokowi. Bisa jadi tersandera di KPK. Dulu HT juga begitu dan berbalik arah," katanya. [viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita