Ngabalin Titip Salam ke SBY: Tidak Usah Ancam-ancam

Ngabalin Titip Salam ke SBY: Tidak Usah Ancam-ancam

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV KSP Ali Mochtar Ngabalin hati-hati dalam berbicara. Menurut SBY, Ngabalin pernah menyatakan dirinya harus minta izin ke Jokowi terkait koalisi untuk Pilpres 2019.

"Saya tahu bahwa Yang Mulia Bapak SBY bukan bawahannya Pak Jokowi, tapi beliau berdua pernah beberapa kali bertemu sesama pimpinan negara, baik yang terpublikasi maupun tak terpublikasi," kata Ngabalin saat dimintai tanggapan oleh detikcom terkait 'sentilan' SBY, Kamis (26/7/2019).

Menurut Ngabalin, dari pertemuan itu, banyak hal yang telah disepakati SBY dan Jokowi. Namun Ngabalin tak merinci kesepakatan apa yang dimaksud.

"Karena itulah sudah ada gentlement agreement-lah," ujar Ngabalin.

Menurut politikus Golkar tersebut, SBY, yang pernah menjabat Presiden RI 2 periode, seharusnya paham akan istilah 'gentlement agreement' itu. Ngabalin bahkan menyebut SBY sebagai negarawan.

"Menurut saya, para negarawan, sehingga saya mengatakan kan ada gentlement agreement. Mbok kalau mau ke mana saja hak beliau, hak Partai Demokrat dan Bapak SBY. Yang saya katakan adalah ada 'kulonuwun', buang-buang suara kalau kata orang Papua. Bagi Presiden Jokowi, tak masalah, cuma bagi seorang negarawan kan ini kan tidak bagus bagi pendidikan politik," tutur pria asal Fakfak tersebut.

Ngabalin menekankan dirinya tak mungkin mengemukakan pendapat tanpa dasar jika berkaitan dengan Istana ataupun Jokowi. Dia menegaskan tak akan asal bicara.

"Saya sadar, saya mengerti, jadi tidak usah ancam-ancam. Wajar Pak Jokowi punya sejumlah kesepakatan-kesepakatan, kita pun menghormati Pak SBY. Nggak usah marah-marah," ungkap Ngabalin.

"Titip salam saya untuk Pak SBY, kalau bertemu ya," pungkas dia. [dtk]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA