Nasdem: Isu TKA Muncul Karena Dipolitisasi Elite

Nasdem: Isu TKA Muncul Karena Dipolitisasi Elite

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Anggota DPR Fraksi Nasdem Irma Suryani Chaniago meminta para elite, terutama kalangan oposisi, tidak lagi menggoreng isu membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia. Sebab, fakta di lapangan menunjukkan bahwa jumlah TKA tidak sebesar isu yang selama ini berkembang.

Permintaan Irma ini merujuk pada hasil kunjungan Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, pekan lalu. Sebelumnya, perusahaan ini disebut dipenuhi TKA asal China. Faktanya, TKA di sana kurang dari 10 persen. Jumlahnya sekitar 2.500 orang dari total sebanyak 28.000 karyawan yang dipekerjakan.

Kata Irma, selama ini, isu TKA menjadi besar karena digoreng-goreng para elite. Tujuannya jelas, untuk kepentingan politik. Kalangan oposisi menggunakan isu itu untuk menyerang dan menyudutkan Pemerintah.

"Sekarang ini, mana ada yang enggak dijadikan isu politik. Semua dipolitisasi,” cetus Ketua Kelompok Fraksi Nasdem di Komisi IX DPR ini, Selasa (10/7).

Sebelum ada kunjungan Dede Yusuf, kata Irma, para tokoh di Morowali juga sudah menyatakan isu membanjirnya TKA di wilayah mereka tidak benar. Para tokoh itu pun menyatakan bahwa elite yang membesar-besarkan isu TKA tidak tahu masalah yang sebenarnya terjadi.

Dengan adanya fakta ini, Irma berharap, elite-elite yang dimaksud tidak lagi sembarangan berkomentar mengenai TKA. Apalagi komentarnya hanya menyesatkan publik.

"Tokoh-tokoh di daerah sudah menerangkan kondisi di lapangan. Jadi, jangan sembarangan komentar lagi. Pihak-pihak yang suka memolitisasi, stop berkomentar negatif," urainya.

Irma tidak memungkiri tentang keberadaan TKA di Indonesia. Namun, dia memastikan, jumlah TKA itu masih sesuai dengan kebutuhkan. Tidak membanjir seperti yang sering disebut kalangan oposisi. Keberadaan TKA itu juga tidak mengambil peluang kerja buruh lokal. Selama ini, Pemerintah dan para perusahaan tetap memberi prioritas ke pekerja lokal.

"Mana mungkin memberikan lapangan kerja buat negara lain, sementara tujuan Pemerintah adalah meningkatkan pelayanan publik kepada rakyat sekaligus juga untuk membuka lapangan kerja," tandasnya.

Sebelumnya, Dede Yusuf menjelaskan bahwa dirinya telah mengecek PT IMIP dengan menyeluruh. Pengecekan itu untuk membuktikan isu benar tidaknya isu membanjirnya TKA di perusahaan tersebut.

"Untuk membuktikan apakah benar TKA dari China menyerbu atau menguasai pabrik. Kami datangi semua, mulai dari kantin pekerja, mess pekerja China, pabrik, bahkan ruang operator. Jumlah karyawan asing ada 2.500. Sementara pekerja lokalnya mencapai 28.000 orang! Artinya, TKA tidak sampai 10 persen dan memiliki izin kerja yang sah. Ini dibuktikan oleh laporan pejabat Imigrasi Kemenkum HAM di sana," ujar Dede di akun Facebooknya.

Dede juga melihat, para pekerja lokal tetap diberikan prioritas di perusahanaan tersebut. Gaji mereka juga besar. Untuk lulusan SMA dengan masa kerja sekitar 6 bulan, mendapatkan gaji Rp 4 juta per bulan. Sedangkan untuk yang masa kerja di atas 2 tahun, mencapai Rp 10 juta per bulan.

"Saat ini masih dibutuhkan 10.000 tambahan karyawan lagi. Semuanya tenaga lokal dan lowongan terbuka bagi umum. Mungkin ada yang berminat?" tulis Dede juga.[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA