Kritik Pemerintah, Tommy Soeharto: Saat Ini Hidup Makin Susah 'Penak Zaman Ku Tho'

Kritik Pemerintah, Tommy Soeharto: Saat Ini Hidup Makin Susah 'Penak Zaman Ku Tho'

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Umum Partai Berkarya, Tommy Soeharto menyebut bahwa saat ini hidup masyarakat semakin susah daripada di era orde baru, Presiden Soeharto.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun YouTube Najwa Shihab yang diunggah pada Rabu (11/7/2018), Najwa Shihab tampak diajak Tommy Soeharto berkeliling di kediamannya.

Kemudian, keduanya melakukan dialog dari masa hidup Tommy Soeharto hingga tudingan di era orde baru.

Tommy menegaskan jika tudingan tersebut tidak akan berpengaruh dengan partai Berkarya karena masyarakat saat ini hidupnya makin susah.

"Saya tidak terganggu, karena rakyat lebih pintar, cerdas dan tahu yang terjadi, dan juga mereka paham keadaan saat ini lebih susah, cari pekerjaan sulit, BBM naik, listrik naik," ujarnya.

Najwa Shihab melempar pertanyaan terkait pendapat masyarakat saat ini.

"Jadi menurut anda, rakyat tidak akan memikirkan lagi soal pelanggaran HAM di masa lalu, karena menurut anda situasi saat ini lebih sulit?"

Tommy lantas mengatakan bahwa sebagian masyarakat yang terjun di politik akan memikirkan, namun masyarakat pedesaan tidak berpikir seperti itu.

"Sebagian masyarakat iya, terutama politikus, tapi sebagian masyarakat yang ada di pedesaan enggak," ujarnya sambil tertawa.

Sebelumnya, Najwa menanyakan kepada Tommy Soeharto terkait pelanggaran HAM.

Saat Najwa Shihab menanyakan terkait kasus pelanggran HAM, Tommy Soeharto mengaku mempersilahkan tudingan tersebut untuk diungkap.

"Menurut anda, situasi bernegara di zaman orde baru lebih enak dan kondusif dibandingkan sekarang, bagaimana menjelaskan tudingan HAM yang terjadi di era orde baru," tanya Najwa.

Mendengar pertanyaan itu, Tommy lantas memberikan jawaban dengan menyarankan agar meminta jawaban ke Megawati.

"Nah, harusnya anda yang bisa menjawab hal itu, kalau itu memang terjadi, pada awal-awal reformasi yang ada, itu kan adalah permintaan Aburrahman Wahid, permintaan Megawati, kenapa nggak mengungkap hal itu, sehingga bisa ketahuan siapa yang melakukan pelanggaran itu, kenapa baru 20 tahun ini masih diungkap juga masalah HAM yang katanya nggak baik selama orde baru," ujarnya

Setelah itu, Tommy Soeharto sepakat jika kasus tersebut diungkap.

"Ya silahkan diungkap, seperti kasus penembakan Trisakti, kenapa hanya selevel komandan lapangan yang dikenakan, pasti mereka ada yang nyuruh, kalau memang ada, harusnya bisa diungkap di zaman Abdurrahman Wahid atau Megawati saat itu," ujar Tommy.

Kemudian, Tommy menegaskan bahwa sikapnya dan sikap partai Berkarya mendukung proses politik dan proses hukum sampai tuntas.

"Kita kan negara hukum, dan kita harus patuh pada proses hukum, kalau itu dijalankan kan dengan terbuka untuk membantu mengugnkap pelanggaran-pelanggaran itu," ucap Tommy.

Tommy lantas menegaskan jika kasus tersebut diungkap dirinya akan membantu untuk mengungkap kasus tersebut.

Setelah itu, Najwa Shihab membacakan hasil laporan dari Komnas HAM dan lembaga kontras.

"Berbagai catatan seperti Komnas HAM, lembaga Kontras, itu disebutkan sevara gamblang ada 5 kasus besar pelanggaran HAM yang diduga dilakukan oleh Soeharto, kontras bahkan menyebutkan lebih keras degan judul 10 dosa Presiden Soeharto, nah itu bagaimana kemudian anda menaggapi itu," tanya putri Quraish Shihab.

Lantas Tommy mengatakan jika kasus tersebut saat ini diungkap tidak ada gunanya dan tidak diproses hukum.

"Kenapa di awal reformasi itu tidak dilakukan, kalau sekarang dilakukan pun tidak ada manfaatnya untuk yang mempidana, karena kasus pidana itu akan hangus selepas 10 tahun, itu kalau mau diungkap sekarang silahkan untuk kepentingan politik, secara hukum tidak ada gunanya," ujar Tommy.



BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita