GELORA.CO - Pekan lalu, Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu di Istana Batu Tulis, Bogor. Pertemuan itu membahas bakal cawapres yang mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Usai pertemuan, Jokowi dan Megawati dikabarkan sudah mengantongi nama calon yang cocok untuk mendampingi Jokowi.
Apakah benar begitu? Lantas siapakah kandidat cawapres Jokowi tersebut? Berikut penuturan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Apa betul Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah mengantongi nama cawapresnya Jokowi?
Ya tentu saja nama-namanya memang sudah dibahas dalam suasana yang kontemplatif, jadi tinggal menunggu momentum saja.
Kalau istilahnya Bu Mega itu cuaca cerah, bagaikan matahari terbit dari ufuk timur. Kan kalau seperti itu kan sudah sangat dalam ya. Karena yang kami cari adalah pemimpin yang betul-betul berdedikasi buat bangsa dan negara, yang punya kemampuan buat teknokrasi, dan juga punya kemampuan untuk membangun harapan rakyat. Calon tersebut harus bisa mengkonsolidasikan semua harapan rakyat, karena kami ingin Indonesia jadi bangsa pemenang.
Artinya sudah mengerucut ke satu nama dan tinggal diumumkan, atau masih akan ada pembahasan lagi?
Begini, apresiasi terhadap kepentingan Pak Jokowi itu luar biasa, sehingga banyak suara yang masuk kepada Pak Presiden, dan kepada ketum parpol untuk dorong berbagai kandidat. Ada tokoh A, tokoh B, tokoh C dan sebagainya, semua masuk dalam pertimbangan.
Tahapan selanjutnya tentu saja Pak Presiden akan mendengar masukan, dan mendalaminya. Setelah itu selesai, namanya akan disampaikan di hadapan semua parpol, dan pada momentum yang tepat itu kami umumkan.
Tersisa berapa nama yang dikantongi Jokowi?
Yang jelas saya lihat kantongnya semi-semi tebal.
Terkait beberapa nama yang beredar, seperti TGB, Mahfud MD, dan lain-lain, tanggapan Anda?
Dalam memilih pemimpin untuk rakyat kan harus satu suara. Kontemplasi hasil perenungan yang mendalam, sebagai cerminan dari pilihan rakyat terhadap pemimpin pilihannya.
Kalau peluang Mahfud MD bagaimana?
Pak Mahfud itu kan saat ini menjadi bagian dari kepengurusan. Beliau adalah dewan pengarah dalam badan idelogi Pancasila. Kami tahu bagaimana track record beliau. Tapi soal apakah beliau jadi calon wapres atau tidak saya belum tahu. Demikian juga dengan nama-nama yang beredar di masyarakat, seperti Pak Moeldoko, TGB, Ma'ruf Amin, dan lain-lain, termasuk yang masih tersimpan di hati rakyat itu masih kami cermati. Sebelumnya akan ada proses dialog terlebih dahulu, sehingga akhirnya Bapak Presiden mengambil keputusan bersama ketua umum partai soal nama-nama yang mampu membangun harapan bagi Indonesia tersebut.
Jadi terkait dengan nama-nama, sekali lagi silakan dimunculkan, karena memang keputusan belum diambil meskipun sudah berada di kantongnya Pak Jokowi, dan sudah didialogkan dengan suasana kebatinan yang sangat baik dengan Ibu Megawati, serta dilanjutkan dengan dialog dengan para ketua umum. Untuk saat ini rakyat masih bebas menyampaikan aspirasinya, nanti pada momentum tepat baru akan diambil keputusan. Yang jelas, dari nama-nama yang masuk itu sudah dilakukan pembahasan pada saat pertemuan di Batu Tulis.
Apakah Anda yakin parpol koalisi akan mendukung keputusan Presiden Jokowi?
Ya tentu saja parpol koalisi selalu mendukung Pak Jokowi. Dukungan yang kuat dari rakyat belum menjamin efektivitas pemerintahan tanpa adanya dukungan dari DPR, dan proses dialog dengan parpol koalisi pun terus dilakukan. Paling tidak, parpol-parpol yang saat ini sudah sampaikan dukungannya ada PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, dan Hanura.
Kemudian kalau nanti ditambah dengan PKB itu sudah merupakan kekuatan di atas 50 persen. Tapi kan PKB juga sampai hari ini belum menentukan sikapnya.
Nah, tentu saja mereka juga terus melakukan dialog, dengan rakyat, dan kami meyakini Cak Imin (Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB) dalam waktu dekat juga akan menyampaikan sikap politiknya, apakah akan memberikan dukungan atau tidak.
Tapi saya pastikan kami akan menghormati apapun sikap dari PKB, PAN, Gerindra, dan juga PKS. Kami menghormati keputusan setiap parpol.
Ketum Golkar Airlangga Hartarto belum lama ini kan bertemu dengan SBY. Tanggapan Anda?
Bagus, dan tidak ada masalah. Setiap partai bebas berdialog dengan partai manapun. Makanya tidak aneh kalau mereka keliling dan membuka dialog. Sekarang ini PKB saja sering berkeliling, begitu juga dengan Golkar dan Nasdem. Bahkan kami, PDIP juga keliling dan menurut saya itu bagus. [rmol]