Galau, Asing Bawa Dana Keluar Rp 50,16 T dari Bursa Saham RI

Galau, Asing Bawa Dana Keluar Rp 50,16 T dari Bursa Saham RI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Memasuki paruh kedua 2018, tekanan terhadap pasar saham Indonesia tak kunjung reda. Investor cenderung melepas kepemilikan saham karena kekhawatiran terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan sentimen negatif perang dagang.

Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.15 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga ke level 5.566, 06. Padahal tahun ini, IHSG mencapai level tertinggi di 6.689,28.

Kemerosotan IHSG tersebut salah satunya dipicu oleh akumulasi jual investor asing yang tercatat mencapai Rp 50,16 triliun dari awal tahun hingga kemarin. Penarikan dana asing tersebut dipicu oleh ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang menurut rencana akan dilakukan sebanyak empat kali tahun ini.

Sejauh ini, The Fed sudah menaikkan Fed Fund Rate sebanyak dua kali. Ini menyebabkan investor menarik diri dari pasar saham negara berkembang termasuk Indonesia.

Investor asing juga mulai melihat ada risiko nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah. Ini bisa berpotensi mengganggu kinerja emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pelemahan nilai tukar mata uang tak hanya dialami oleh rupiah saja. Hampir semua mata uang dunia tertekan terhadap dolar karena kebijakan The Fed tersebut.


Selain itu, investor juga semakin khawatir dengan perseteruan dagang antara AS dan China yang dinilai berpotensi mengganggu ekonomi global. Perseteruan dagang tersebut tidak hanya diterapkan AS terhadap China, tetapi juga dengan mitra dagang laingga seperti Eropa, Kanada, dan Jepang.

Pada perdagangan hari ini, meski IHSG merosot dalam, investor asing tidak menarik dana keluar. Akumulasi beli bersih investor asing tercatat mencapai Rp 48,72 miliar. Tentunya jumlah tersebut tidak seberapa dibandingkan aliran dana yang sudah keluar. [cnbc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita