Fakta Pelantikan Rustam Effendi Jadi Walkot Jakbar oleh Anies: Mundur Era Ahok hingga Alasan Dipilih

Fakta Pelantikan Rustam Effendi Jadi Walkot Jakbar oleh Anies: Mundur Era Ahok hingga Alasan Dipilih

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melantik 17 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, 2 orang Pejabat Administrator, dan 1 orang Pejabat Widyaiswara Ahli Utama pada Kamis (5/7/2018).

Dilansir TribunWow.com, hal itu tampak dari informasi yang dibagikan oleh Anies Baswedan melalui akun Instagramnya pada Jumat (6/7/2018).

Diketahui, satu di antara pejabat yang dilantik adalah Rustam Effendi.

Ia dilantik menjadi Wali Kota Jakarta Barat (Jakbar), sebagaimana dilansir dari Kompas.com

Berikut fakta-fakta terkait pelantikan Rustam Effendi dan track recordnya dalam pemerintahan DKI Jakarta:

Mundur di Era Ahok

Rustam Effendi dulu merupakan Wali Kota Jakarta Utara pada era kepemimpinan Basuki Tjahaja Puranama (Ahok).

Saat menjabat, Rustam Effendi turut berperan dalam penertiban kawasan prostitusi Kalijodo.

Tak lama setelah penutupan tersebut, Rustam Effendi memutuskan untuk mengundurkan diri.

Hal itu lantaran ia beberapa kali dipermasalahkan oleh Ahok.

Ahok mengatakan jika kinerja Rustam lambat karena tak kunjung mentertibkan permukiman liar yang ada di kolong Tol Ancol.

Lebih lanjut, Ahok juga sempat melontarkan sindiran kepada Rustam Effendi dengan menyebutnya sebagai geng golf.

Saat itu, Ahok menyebut ada keuntungan yang didapat para pegawai negeri sipil yang bergabung dengan geng golf ini.

Anggota geng golf rata-rata naik jabatan lebih cepat.

Tudingan Ahok itupun membuat Rustam memilih mundur.

Dilantik Anies Baswedan

Kini setelah era kepeminan Anies Baswedan, pada 10 Januari 2018, Rustam kembali menjabat dan menempati posisi sebagai Kepala Biro Administrasi Sekretariat Daerah DKI Jakarta.

Saat itu, Anies mengatakan jika Rustam adalah sosok yang baik dan berprestasi.

Selang beberapa bulan, tepatnya pada Kamis (5/7/2018), Rustam dilantik oleh Anies Baswedan menjadi Wali Kota Jakarta Barat.

Rustam Effendi sendiri mengaku jika jabatannya kali ini bukanlah sebuah tawaran, tetapi sebuah tugas.

"Bukan tawaran tapi itu kan ditugaskan. Saya masih PNS kan, ditetapkan oleh Pak Gubernur, ya kebetulan saya siap. Pak Anies enggak ada membujuk, Pak Anies komunikasi sama saya. 'Saya menugaskan kamu untuk di Jakarta Barat, siap enggak?'. Saya sampaikan siap, Insya Allah," kata Rustam.

Alasan Pemilihan Rustam Effendi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memberikan penjelasan mengenai pemilihan Rustam.

Pertama, Rustam dinilai cocok menggantikan Anas Effendi karena dianggap berpengalaman dan bisa membuat Jakarta Barat menjadi lebih maju.

"Jadi dia ini memiliki pamong yang sangat mumpuni. Jakarta Barat ini salah satu yang paling tinggi tingkat keluhannya yang kami terima setiap kali di sistem CRM. Kami berharap ini akan lebih baik penanganannya ke depan oleh Pak Rustam," ucap Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (5/7/2018).

Kedua, selama menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi DKI Jakarta, Rustam dianggap berprestasi.

"Pak Rustam seperti kita ketahui berprestasi, waktu menjadi staf saya selama dua bulan, berprestasi langsung diangkat Pak Anies menjadi Kepala Biro Administrasi, berprestasi lagi. Kami harapkan Pak Rustam membawa Jakarta Barat lebih baik lagi," imbuh Sandi.

Diusulkan ke DRPD

Nama Rustam dipilih setelah diusulkan ke DPRD DKI Jakarta.

"Rustam Effendi memang diusulkan jadi wali kota lagi menggantikan Anas Effendi," ujar anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono.

Perasaan Rustam Effendi usai Dilantik Anies

Kepada awak media, Rustam Effendi mengaku biasa saja dilantik menjadi Wali Kota Jakarta Barat.

"Karena sudah pernah ya biasa saja," ujar Rustam.

Ia pun meminta agar hal yang lalu tidak diungkit lagi.

Rustam menyatakan hal yang akan dilakukan begitu menjabat adalah melakukan hal-hal yang bisa membuat Jakbar lebih baik.

Rustam mengaku jika dirinya tak dibujuk atau dirayu untuk menduduki posisinya saat ini.

Melainkan langsung ditugaskan karena dirinya juga masih menjabat sebagai PNS, sehingga harus siap ditugaskan di mana saja.

Rustam menyampaikan jika Anies berpesan kepadanya agar bersikap Adil dan taat aturan.


Pesan Anies kepada Pejabat yang Dilantik


Melalui akun Instagramnya, Anies Baswedan turut memberikan pesan dan memberikan penjelasan mengenai pelantikan sejumlah pejabat kemarin.

Berikut isinya:

"Kemarin melantik 17 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, 2 orang Pejabat Administrator, dan 1 orang Pejabat Widyaiswara Ahli Utama.

Kita berharap promosi dan rotasi ini dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan dari aparat Pemprov @dkijakarta dan akan memperkaya pengalaman birokrat kita dalam pengelolaan berbagai sektor, termasuk di dalam pengelolaan wilayah karena 5 Walikota dan 1 Bupati juga dilakukan penyegaran.

20 orang yang dilantik kemarin adalah hasil kerja dari panitia rotasi dan mutasi Pimpinan Tinggi Pratama.

Sesudah fase ini akan ada pengelolaan rotasi dan mutasi yang tujuannya untuk mendorong percepatan proses pembangunan dan tuntasnya semua program kerja.

Pemprov DKI akan melaksanakan proses seleksi secara terbuka yang biasa disebut sebagai lelang jabatan.

Kewajiban dan tanggung jawab kita adalah melaksanakan visi Pemprov DKI Jakarta yang telah ditetapkan, yakni Jakarta yang adil, maju dan bahagia.

Tetap dekat dengan rakyat, tunjukkan kompetensi, jaga integritas, Insya Allah kepercayaan akan datang.

Jaga prestasi yang sudah diraih oleh Pemprov; jaga kinerja untuk selalu lakukan yang terbaik, pastikan tertib administrasi, baik dalam pelaksanaan APBD maupun tertib administrasi dalam keuangan dan dalam pengelolaan aset-aset Pemprov lainnya.

Selamat bertugas. Semoga semuanya selalu didekatkan dengan ikhlas," tulis Anies Baswedan.


Nama-nama yang Dilantik Anies Baswedan

Berikut daftarnya, berdasarkan informasi dari akun Instagram @dkijakarta:

1. Yusmada Faizal - Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta;

2. Edi Sumantri - Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta;

3. Tuty Kusumawati - Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta;

4. Rustam Effendi - Walikota Jakarta Barat;

5. M. Anwar - Walikota Jakarta Timur;

6. Marullah Matali - Walikota Jakarta Selatan;

7. Bayu Meghantara - Walikota Jakarta Pusat;

8. Syamsuddin Lologau - Walikota Jakarta Utara;

9. Husein Murad - Bupati Kepulauan Seribu;

10. Dian Ekowati - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan;

11. Dhany Sukma - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta;

12. Irmansyah - Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta;

13. Michael Rolandi Cesnanta Brata - Inspektur Provinsi DKI Jakarta;

14. Zainal - Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta;

15. Togi Asman Sinaga - Asisten Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan Provinsi DKI Jakarta;

16. Gamal Sinurat - Asisten Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Permukiman Provinsi DKI Jakarta;

17. Faisal Syafruddin - Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta;

18. Yunadi - Kepala Unit Pengadaan Tanah Sumber Daya Air Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta;

19. Syaefulloh Hidayat - Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta;

20. Bambang Sugiyono - Widyaiswara Ahli Utama pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi DKI Jakarta.


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita