Saudi Ancam Lakukan Aksi Militer pada Qatar jika Beli S-400 Rusia

Saudi Ancam Lakukan Aksi Militer pada Qatar jika Beli S-400 Rusia

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Arab Saudi, salah satu negara yang memblokade Qatar, mengancam akan melakukan aksi militer terhadap tetangganya itu jika Doha membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia.

Ancaman Riyadh muncul dalam surat Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang ditujukan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Isi surat yang dikutip koran Prancis, Le Monde, mengungkapkan keprihatinan Riyadh terkait pembicaraan yang sedang berlangsung antara Moskow dan Doha soal pembelian sistem senjata anti-pesawat canggih itu.

Raja Saudi, yang meminta Prancis meningkatkan tekanannya pada Qatar, mengatakan bahwa dia khawatir tentang konsekuensi dari akuisisi Doha terhadap sistem rudal pertahanan S-400. Riyadh merasa sistem itu bisa mengancam keamanan Riyadh.

"(Dalam situasi seperti ini), Kerajaan (Arab Saudi) akan siap untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghilangkan sistem pertahanan ini, termasuk tindakan militer," kata Raja Salman dalam suratnya.

Koran Prancis itu memperoleh konten surat Raja Salman melalui sumber yang dekat dengan Istana Elysee.

Pada bulan Januari, duta besar Qatar untuk Rusia mengatakan pembicaraan untuk akuisisi sistem pertahanan udara S-400 telah memasuki tahap lanjut.

Pembicaraan Moskow dan Doha itu terjadi setelah penandatanganan perjanjian kerja sama militer dan teknis antara kedua negara pada Oktober 2017.

Seperti diketahui, Qatar sedang dimusuhi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir setelah Doha dituduh mendukung terorisme. Empat negara itu telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade negara kecil yang kaya raya di kawasan Teluk tersebut.

Doha telah membantah tuduhan telah mendukung terorisme. Sebaliknya, Qatar merasa jadi korban pemerasan para tetangga Arab-nya.

Saudi sendiri telah menandatangani perjanjian awal untuk pembelian sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Penandatanganan perjanjian terjadi Oktober tahun lalu saat Raja Salman berkung ke Moskow.

Pavel Felgenhauer, seorang analis pertahanan yang berbasis di Rusia, mengatakan kepada Al Jazeera, Sabtu (2/6/2018), bahwa ancaman Saudi tak mungkin berhasil menekan Qatar untuk membeli sistem rudal pertahanan Moskow tersebut.

"Rusia telah selama beberapa tahun mencoba membangun semacam hubungan perdagangan dengan Arab Saudi, tetapi itu tidak benar-benar berhasil," kata Felgenhauer.

"Arab Saudi telah jelas mengikat tali politik untuk setiap kesepakatan yang mungkin dengan membeli senjata Rusia, bahwa Rusia harus mengurangi kerja samanya dengan Iran terutama dan mungkin memodifikasi posisinya di Suriah," ujarnya.

"Qatar tidak mengikat tali semacam itu (dan) Rusia tidak akan secara militer mencoba terlibat dalam apa pun yang terjadi di Teluk, dalam hal apapun, rudal anti-pesawat ini kemungkinan akan muncul di Qatar, namun tidak dalam waktu dekat. [sn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita