Ribuan Ampol Ditebar, Pemilih Dapat Rp 250 Ribu dari 3 Calon

Ribuan Ampol Ditebar, Pemilih Dapat Rp 250 Ribu dari 3 Calon

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Salah satu warga menunjukkan SMS dari 777777 yang isinya mengajak untuk tidak tergiur suap dalam Pilbup Kudus

GELORA.CO - Politik uang marak terjadi jelang detik-detik pilkada serentak 2018 yang dilaksanakan hari ini, Rabu 27 Juni di 171 daerah.

Di Kabupaten Kudus Jawa Tengah misalnya,  ribuan amplop ditebar untuk mempengaruhi pemilih dalam Pilkada Kudus.

Kemarin (26/6) ada yang menerima satu amplop berisikan Rp 100 ribu. Ada juga yang berisikan Rp 70 ribu dan Rp 60 ribu. Amplop-amplop itu ditengarai dari pendukung paslon.

Mereka tidak hanya menerima amplop dari salah satu pendukung paslon. Ada satu calon pemilih mendapatkan tiga amplop dari tiga pendukung paslon. Jumlahnya pun berbeda.

Salah satu warga Desa Japan, Kecamatan Dawe mengaku mendapatkan amplop dari tiga paslon. Dua amplop nilainya Rp 100 ribu. Amplop itu diduga didapat dari pendukung paslon nomor tiga dan nomor lima. Satu lagi berisi Rp 50 ribu yang ditengarai dari pendukung paslon nomor satu.

”Rumah saya ditinggali empat penghuni. Masing-masing dapat sama. Jadi tiga amplop dari tiga paslon. Totalnya per orang Rp 250 ribu,” urainya, seperti dilansir Radar Kudus, Rabu (27/6).

Penerima amplop lainnya, Rul, warga Kecamatan Kota. Dia mendapatkan dua amplop dari dua calon yang berbeda. Masing-masing berisikan Rp 50 ribu. Amplop pertama diterima Senin (25/6) sore dari pendukung nomor lima. Amplop kedua diterimanya Selasa (26/6) sore dari pendukung nomor satu.

Begitu juga dengan Tik, warga Kecamatan Kaliwungu. Dia mendapatkan amplop dari pendukung nomor satu dan nomor lima. Masing-masing amplop berisikan Rp 50 ribu.

Sum, warga Desa Getasserabi, Kecamatan Gebog mengaku, mendapat amplop Senin (25/6) malam sekitar pukul 20.00. Isinya Rp 60 ribu. Itupun hanya dapat satu.

”Satu rumah saya saja yang dapat. Padahal, satu rumah ada lima penghuni,” celetuknya.

Warga lainnya, imbuhnya, ada yang dapat Rp 60 ribu dalam satu amplop dari pendukung paslon nomor tiga. Selain itu, rata-rata warga lain mendapatkan Rp 50 ribu. Amplop itu diduga dari dua pendukung paslon yang saat ini bersaing sengit. Yakni, nomor satu dan nomor lima.

Hal yang sama didapat oleh Met, warga Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota. Dia mendapatkan empat amplop. Masing-masing isinya Rp 50 ribu dari pendukung paslon nomor satu. Tetapi, tidak semua tetangganya mendapatkan amplop tersebut.

Berdasarkan informasi, di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, yang memiliki lebih dari 3.000 hak pilih para pendukung menyiapkan ribuan amplop. Pendukung nomor lima diduga membagikan 2.700 amplop. Satunya berisikan Rp 50 ribu. Sedangkan pendukung nomor satu membagikan 2.200 amplop. Satu amplop berisikan Rp 50 ribu. Jumlah itu direncanakan ditambah hingga 300 amplop.

Pendukung paslon nomor tiga tidak mau kalah. Di desa itu awalnya menyiapkan amplop berisikan Rp 30 ribu. Berhubung dua pendukung paslon lain Rp 50 ribu, amplop itu belum dibagi. Rencananya disamakan.

Begitu juga di Desa Padurenan, Kecamatan Gebog. Jumlah pemilih sekitar 3.700 jiwa. Pendukung nomor lima diduga telah mengedarkan 600 amplop berisikan Rp 50 ribu. Amplop itu dibagikan di tiga dukuh, yaitu Krajan, Randu Kuning, Jetis.

Sedangkan pesaingnya, pendukung nomor satu ditengarai menyerahkan 400 amplop. Per amplop Rp 50 ribu di Dukuh Jetis dan Randu Kuning. Malam harinya diperkirakan masih ada gerakan lagi. Sedangkan pendukung nomor empat diduga menyediakan Rp 150 ribu per amplop.

Penyebaran amplop itu juga terjadi di Nganguk, Kecamatan Kota dan Desa Pasuruhan, Kecamatan Jati. Pendukung nomor satu diduga menyiapkan amplop Rp 100 ribuan. Sedangkan, di Desa Kendeng, Kecamatan Undaan, pendukung dari paslon nomor satu dan lima imbang berbagi. Keduanya Rp 50 ribu. Begitu juga di Desa Karangsambung, Kecamatan Bae, pendukung nomor satu juga bagi-bagi amplop Rp 50 ribuan.

Berbeda dengan Ruk, warga Desa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kota. Dia mengaku sampai kemarin (26/6) belum dapat amplop. Lain halnya dengan Lana, warga Desa Wergu Kulon, Kecamatan Jati. Dia belum menerima amplop, tapi mendapatkan SMS dari 777777. Isinya: Aku Emoh Disuap, Aku Butuh Bupati Kudus Seng Resik (Saya Tidak Mau Disuap, Saya Butuh Bupati Kudus yang Bersih).

”Saya dapat SMS tersebut Senin (25/6). Saya kira dari provider telekomunikasi yang cek poin 777, tapi jumlahnya kok sampai enam kali. Tapi, bagus juga bisa menyadarkan masyarakat untuk memilih bupati yang bersih,” ujarnya.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita