Menristekdikti: Hentikan Organisasi Kampus yang Berafiliasi dengan HTI

Menristekdikti: Hentikan Organisasi Kampus yang Berafiliasi dengan HTI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) terindikasi terpapar radikalisme. Penyebabnya, sebuah organisasi mahasiswa diduga terafiliasi dengan organisasi HTI.

Menanggapi hal ini, Menristekdikti Mohamad Nasir akan bertindak tegas. Ia memerintahkan pihak kampus untuk menghentikan seluruh kegiatan di organisasi tersebut dan organisasi lain jika terbukti terafiliasi dengan HTI.

"Semua yang berafiliasi dengan HTI saya suruh hentikan karena dianggap sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah," ujar Nasir di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (7/6).

Ia pun meminta pihak kampus untuk aktif mencegah penyebaran paham radikalisme di antara mahasiswa. Salah satunya melalui media sosial.

"Sementara itu (media sosial) bagian yang perlu diperhatikan, diwaspadai supaya aman segalanya," ujarnya.

Mengenai data BNPT yang menyebut ada 7 universitas yang terpapar radikalisme, Nasir enggan membenarkan. Menurut dia, hal itu masih dugaan. Namun, jika dugaan ini benar, ia meminta pihak terkait untuk segera mengambil tindaakan.

"Saya tanyakan mana orangnya itu, saya minta ditindaklanjuti. Saya sudah koordinasi, saya minta untuk siapa saja yang terlibat di dalamnya. Itu hanya penelitian, samplingnya di situ letaknya, men-judge itu. Itu hanya persepsi, pendapat," ujarnya.

"Ini persepsi. Riset kan dari penelitian. Kalau penelitian yang menyampaikan 7 PTN ini. Kalau penelitian diarahkan ke situ, semua kan akan membuka," lanjut dia.

Nasir mengatakan akan mengumpulkan kampus-kampus khususnya perguruan tinggi negeri di seluurh Indonesia pada 25 Juni nanti. Di sana, ia akan memberikan pengarahan soal pencegahan radikalisme di lingkungan universitas.

ITB sendiri sudah membekukan organisasi mahasiswa yang diduga berafiliasi HTI. Organisasi kemahasiswaan itu bernama HATI atau Harmoni, Amal, dan Titian Ilmu. [kumparan]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita