Jokowi Dan Prabowo Harus Waspada Dengan Aksi Gatot Yang Cium Tangan SBY

Jokowi Dan Prabowo Harus Waspada Dengan Aksi Gatot Yang Cium Tangan SBY

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Aksi mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang mencium tangan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak boleh dipandang sebelah mata.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai aksi Gatot itu justru harusnya dipandang sebagai ancaman baru bagi kubu petahana, Joko Widodo (Jokowi) dan rivalnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Selama ini yang muncul cuma dua poros. Jokowi dengan poros Prabowo. SBY sedang mengintai. Kemudian Gatot berusaha mendekati SBY yang kemudian muncul foto-foto cium tangan SBY. Itu untuk poros ketiga. Itu patut dicermati karena poros ketiga ini dipandang tidak penting dan tidak realistis. Tapi ini manuver yang patut diwaspadai," katanya dalam diskusi bertajuk 'Tarik Ulur Kekuatan Capres Cawapres 2019. Siapa Berpeluang?' di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (6/6).

Jika Gatot bergabung dengan poros SBY, menurut dia merupakan ancaman besar bagi poros Jokowi maupun Prabowo. Sebab, meski sudah pensiun sebagai Panglima TNI, Neta meyakini dia masih punya pengaruh.

"Sebagai mantan Panglima TNI, otomatis dia tetap punya jalur ke TNI. Dalam situasi Pilpres yang waktunya sempit, dibutuhkan dana besar sementara para calon ini dananya udah cekak semua," jelasnya.

Bukti bahwa para calon dananya sudah 'cekak', dia menyebut, seperti Jokowi yang ingin memberikan THR bagi PNS di daerah, tapi malah menggunakan dana dari daerah bukan dari pusat.

"Ini menunjukan bahwa pemerintah pusat, Jokowi, dananya ga ada. Jadi dalam kondisi yang seperti ini, dimana waktu sempit, dana cekak, yang diperlukan adalah calon-calon Wakil Presiden atau calon Presiden yang punya jaringan luas ke masyarakat, yang nyata-nyata mereka punya jaringan yang luas, siapa, TNI dan Polri," paparnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita