Fahri Hamzah Sebut Telah 'Dibersihkan' dari PKS hingga Diminta Jaga Jarak dengan Ketua Majlis Syura

Fahri Hamzah Sebut Telah 'Dibersihkan' dari PKS hingga Diminta Jaga Jarak dengan Ketua Majlis Syura

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Fahri Hamzah selaku wakil ketua DPR RI sedang menghadapi kepastian jabatannya di tubuh Partai Keadilan Sosial (PKS).

Fahri Hamzah menuliskan ceritanya ketika menjadi kader PKS hingga ia disuruh mundur dari PKS melalui akun Twitter-nya, @fahrihamzah, Minggu (30/6/2018).

Fahri menyebutkan dirinya telah 'dibersihkan' dalam jabatan partai dan tidak ada lagi jabatan untuk dirinya sejak pemimpin PKS menjabat tahun 2015.

"Dalam jabatan partai, saya telah dibersihkan dan tak ada lagi jabatan sejak mereka menjabat Agustus 2015. Memang itu hak pimpinan baru, saya tidak Perlu disuruh mundur apalagi diminta pandangan. Yah..saya terima semuanya..sebab jabatan adalah amanah. Diambil yg punya sikahkan," tulis Fahri.




Fahri mengatakan dirinya tidak pernah diajak bicara sebagai wakil sekjen PKS, tiba-tiba seluruh jabatan hilang.

Sebelumnya, Fahri pernah dikontak untuk jabatan baru berkali-kali.

Namun, tak pernah ada yang mengundang dirinya dan tak ada dalam majelis pertimbangan.

"Saya tidak pernah diajak bicara sebagai wakil sekjen, Tiba2 seluruh jabatan tak ada lagi. Dikontak untuk jabatan baru berkali2, ternyata hanya basa basi. Tak pernah ada yang undang apalagi muncul dalam SK; Majelis Pertimbangan Partai dll," tweet Fahri.




Setelah dirinya tidak ada lagi dalam jabatan PKS, ada yang menganggap hal tersebut sebagai pembersihan.

Namun, Fahri menganggap dirinya diminta fokus untuk jabatan di DPR.

"Setelah jabatan saya di PKS tak ada lagi, ada yang menganggap ini pembersihan. Tapi saya anggap bahwa saya diminta fokus di jabatan publik (DPR). Demikianlah anggapan saya dan saya menjalaninya seperti itu. Ini diperkuat dengan panggilan agar agar saya menyesuaikan diri. Saya ikuti," tweet Fahri.




Berikut ini beberapa pernyataan Fahri yang merasa telah 'dibersihkan' dari tubuh PKS.

"Saya mengerti ini, saya mengerti organisasi, saya bukan orang baru tapi ada rezim baru di PKS.

Bahkan saya tahu bagaimana mereka naik. Maka, saya segera melaporkan ke pimpinan yang paling tinggi Ketua Majelis Syuro. Semua bahan tentang DPR saya Copy dan saya serahkan langsung.

Saya katakan kepada beliau, saya senang dan saya siap memenuhi panggilan setiap saat. Dalam kasus beliau memerlukan apapun.

Saya juga minta waktu untuk Briefing beliau. Setiap saat. Ini sudah kewajiban saya kepada pimpinan. Agar pimpinan partai mengerti keadaan dan dinamika.

Itulah sejarah lebih setengah usia terbaik saya dalam partai. Saya adalah pelayan pimpinan.

Saya siap menerima panggilan 24 jam. Tidak pernah asa kisah saya melawan dan membangkang. Tidak pernah. Saya mengambil risiko demi keputusan bersama," ungkap Fahri.

Selain itu, Fahri juga pernah ditegur oleh sekelompok ummahat (sebutan untuk ibu-ibu PKS senior) yang meminta Fahri menjaga jarak dengan Ketua Majlis Syura yang lama.

Karena mulai ada yang 'cemburu' dengan dirinya.

Ia pun menurut untuk jaga jarak karena semua ada strukturnya.

Walaupun sebenarnya ia tahu itu adalah kebutuhan pemimpin.

"Saya pernah ditegur oleh sekelompok ummahat (ibu2 PKS yg senior). Agar saya menjaga jarak dengan KMS lama. Karena mulai ada yang “cemburu”. Mata saya terbuka, bagaimanapun ini ada strukturnya maka saya jaga jarak. Saya ikut struktur. Meski saya tahu ini kebutuhan pimpinan,"  pungkas Fahri.




BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita