Akun Twitter Di-suspend, Elite PD Ferdinand: Pemerintah Represif!

Akun Twitter Di-suspend, Elite PD Ferdinand: Pemerintah Represif!

Gelora News
facebook twitter whatsapp

www.gelora.co - Akun Twitter milik Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dibekukan alias di-suspend. Ia mengaku kaget atas kejadian itu.

"Saya bangun, buka handphone dapat banyak WhatsApp dari kawan-kawan bahwa akun saya, Twitter saya @LawanPoLitikJKW di-suspend. Saya pun kaget, saya tidak mengerti kenapa, saya tidak pernah melakukan hal tercela di Twitter," kata Ferdinand saat dihubungi detikcom, Rabu (13/6/2018).

Dia mengatakan tak pernah melakukan hal yang melanggar aturan Twitter. Atas dasar itu, Ferdinand menuding pembekuan akun Twitter-nya disebabkan dia sering mengkritik pemerintah.

"Saya mengikuti semua apa pun itu Twitter rule. Jadi saya pikir ini bukan karena akun saya melakukan pelanggaran, tetapi saya lebih menduga karena akun saya memang kritis kepada pemerintah, terutama belakangan ini, meski dari awal saya memang kritis kepada pemerintah," ujarnya.

"Saya tidak pernah tweet tentang pornografi, asusila, menyerang pribadi orang, menyebar hoax, konten kekerasan, saya tidak pernah, saya tidak pernah melanggar itu. Sekarang pertanyaan kenapa akun Twitter saya di-suspend, saya pikir mungkin pemerintah semakin represif terhadap kebebasan berpendapat, baik di lingkup umum maupun media sosial," sambung Ferdinand.

Selain itu, Ferdinand mengetahui adanya akun lain yang turut di-suspendkarena dianggap kritis kepada pemerintah. Namun ia memaklumi jika akun yang disebutnya anonim itu dibekukan.

"Kalau saya melihat yang lain itu seperti @RestyCayah atau @Ndon segala macam itu kan memang akun anonim yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ya. Kalau saya kan jelas di situ nama saya jelas, deskripsi bio saya jelas," ujarnya.

Saat ini Ferdinand telah melaporkan pembekuan itu ke Twitter. Ia menyatakan pihak Twitter telah membalas lewat e-mail dan memberikan sejumlah langkah yang harus dilakukan.

"Ini sudah ada balasan dari Twitter, sudah ada sejumlah langkah yang harus diikuti," ujarnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita